Selain menemukan keanehan, warga merasakan sendiri akibat mengonsumsi beras tersebut. Sebagian warga yang makan beras itu merasakan mual dan sakit perut.
"Ada keluhan mual, bahkan ada yang sakit perut," ujar Kepala Desa Pajanangger Suhrawi kepada detikcom, Rabu (15/1/2020).
Karena itu, Suhrawi mengaku khawatir. Suhrawi berpikir ada wabah atau apa sehingga warganya mengalami sakit perut setelah mengonsumsi beras bantuan.
"Karena itu, saya mengambil sikap untuk dikumpulkan (beras)," kata Suhrawi.
Suhrawi akan mengembalikan beras tersebut dan meminta ganti beras sesuai dengan beras yang dikembalikan. Ada sekitar 400 warga yang sudah menerima beras BPNT tersebut.
"Saya sudah minta warga yang menerima beras tersebut agar mengumpulkannya ke balai desa. Akan saya kembalikan ke petugas yang menyalurkannya," terang Suhrawi.
Warga menduga beras BPNT itu adalah beras plastik. Ciri-ciri yang warga temukan adalah air rendaman beras tak keruh, beras tak matang saat dimasak, dan nasi setelah dimasak keras.
Keanehan lain adalah beras itu gampang memadat jika dikepal-kepal dengan tangan. Setelah dikepal, beras itu memantul jika dilempar ke lantai. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini