Nanang Miftahudin dari Disnakkan Pemkab Blitar menjelaskan, perbedaan mencolok daging ayam tiren dan yang segar bisa dilihat dari warna dan aromanya. Daging ayam segar warna dagingnya putih pucat dengan aroma normal.
"Kalau daging ayam tiren warnanya kebiru-biruan dan tidak segar. Aromanya tidak sedap dan cenderung amis. Waspadai juga jika warna kulit daging licin dan mengkilat, itu efek penggunaan formalin," kata Nanang kepada detikcom, Minggu (12/1/2020).
Selain dari penampilan awal, pembeli juga harus jeli melihat kondisi leher daging ayam. Pada penyembelihan ayam segar, lanjutnya,
bekas sembelihan di leher terbuka lebar dan tidak rapi. Sedangkan pada ayam tiren, bekas sembelihan di leher sempit dan rapi.
Tahap ketiga, perhatikan pori-pori dagingnya. Pada daging ayam segar, serat daging halus dan bekas cabutan bulu pada pori tertutup. Sedangkan pada daging ayam tiren, permukaan daging terasa kasar dan pori-pori bekas tercabutnya bulu tidak menutup rapat.
"Selanjutnya pembeli bisa memeriksa, sendi daging ayam segar itu elastis dan mudah ditekuk tekuk. Tapi pada daging ayam tiren,
sendinya kaku dan tidak elastis," imbuhnya.
Nanang menambahkan, perbedaan secara fisik akan tetap kelihatan, walaupun daging ayam tiren telah dimasak dengan beragam bumbu dan rempah. Hanya, calon pembeli harus meneliti bagian bawah kulit atau bagian bawah sayap.
"Kalau kita buka kulitnya, di permukaan daging akan kelihatan pembuluh darahnya. Warnanya merah biru karena berisi darah beku. Dan yang paling mudah menemukan di bagian sayap, karena aliran darah jelas terlihat," jelasnya.
Ayam tiren, tambahnya, merupakan bangkai. Karena kondisi ayam sudah mati ketika disembelih. Hal ini membuat darah tidak mengalir keluar dan membeku.
"Terakhir, daging ayam tiren harganya pasti jauh lebih murah dari daging ayam segar. Jadi jangan terkecoh dengan harga, jika itu membahayakan kesehatan anda," lanjutnya.
Polresta Blitar menangkap dua pria warga Jalan Jati, Sukorejo, Kota Blitar. Mereka terbukti mengolah dan menjual daging ayam tiren. Bisnis sejak enam bulan lalu ini mendatangkan keuntungan lumayan. Karena mereka membeli ayam mati hanya Rp 5 ribu per ekor dan dijual berupa ingkung seharga Rp 22 ribu sampai Rp 25 ribu per ekor.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini