Tenda darurat tersebut merupakan bantuan dari BPBD setempat agar kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan. Atap sekolah yang ambrol yakni ruang kelas lima dan enam.
Atap dua kelas tersebut ambrol setelah diguyur hujan dalam sepekan terakhir. Selain itu, dinding di dua ruang kelas tersebut juga mengalami keretakan.
Khawatir berdampak kepada seluruh bangunan, akhirnya seluruh siswa dipindahkan dan belajar di tenda-tenda darurat. Namun karena hanya ada tiga tenda darurat, maka proses belajar mengajar digabung.
Tenda pertama digunakan kelas 1 dan 2, lalu tenda kedua digunakan kelas 3 dan 4 dan tenda ketiga digunakan kelas 5 dan 6. Penggabungan tersebut ternyata membuat para siswa tak nyaman.
Atap 4 Kelas SDN Palebon Semarang Ambruk:
Seperti yang disampaikan Laudia Ananda Putri, siswi kelas 6. Menurutnya suasana belajar tak nyaman. Kemudian saat hujan turun, kegiatan belajar-mengajar terpaksa dihentikan. Sebab, khawatir buku pelajaran menjadi basah terkena air hujan.
"Kalau belajar di dalam tenda panas rasanya, tapi kalo belajar di ruangan sekolah takut juga. Nanti malah ambruk," ujarnya, Kamis (9/1/2020).
Kepala Sekolah SDN Gunggungan Lor, Adri mengatakan, SD tersebut merupakan bangunan tahun 1982 yang baru direhab pada 2013. Menurutnya tak hanya dua ruangan tersebut, kondisi bangunan lainnya juga mengkhawatirkan.
"Dilihat saja, dindingnya sudah banyak yang retak-retak. Gentengnya juga bergelombang. Harapan kami semoga segera diperbaiki, biar kegiatan belajar-mengajar kembali normal," terangnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini