Kasi Ruang Terbuka Hijau Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH DKRTH) Rochim Yuliadi mengatakan pihaknya sebelumnya sudah rutin melakukan perantingan sebelum memasuki musim hujan. Namun pohon yang tumbang tersebut bukan termasuk pohon yang rawan tumbang.
"Kami sudah rutin melakukan perantingan di situ. Cuma pohon menimpa itu, jenisnya bukan pohon yang rawan rapuh. Jenisnya semacam cemara gitu," kata Rochim kepada detikcom, Selasa (7/1/2020).
Rochim menambahkan secara akar pohon cemara memiliki akar tunggang ke bawah dan berbeda dengan pohon sono yang berakar menyebar. Saat kejadian, pihaknya juga fokus melakukan evakuasi dan memotongan, kemudian dikirim ke rumah kompos.
Selanjutnya, Rochim mengatakan pihaknya fokus melanjutkan perantingan dan perampingan pohon yang tumbang, serta pohon yang doyong akibat diterjang hujang dan angin kencang.
"Selanjutnya kami melanjutkan pekerjaan pohon-pohon yang tumbang dan doyong, fokus hari ini kami selesaikan," lanjut Rochim.
Dalam proses perampingan pohon di sejumlah Kota Surabaya, Rochim menjelaskan jika pihaknya memilik standar tersendiri.
"Untuk pohon sono, kami pangkas meja, kita benar-benar potong sampai kelihatan batangnya. Kalau pohon trembesi kami harus memperhatikan estetika karena trembesi itu gampang-gampang susah, nanti tampilannya brundul gitu tidak beraturan. Kemudian untuk tabebuya kami pangkas atasnya agar tidak terlalu tinggi, begitu juga dengan pohon pole kita ambil atas agar tidak terlalu tinggi," lanjut Rochim.
Sedangkan batas ketinggian pohon, menurut Rochim idealnya tidak menyentuh tiang PJU, Seharusnya 8 meter.
"Cuman pohonnya banyak dalam posisi tinggi, kami usahakan tidak menutupi lampu PJU," pungkas Rochim. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini