Bocah bernasib malang ini yaitu Muhammad Tegar Maulana, warga Dusun Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Jombang. Di usianya yang kini 7 tahun, Tegar seharusnya sudah sekolah kelas 1 SD.
Namun, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ainun Naim (25) dan Khusnul Khatimah (24) ini menderita lumpuh. Berat badannya hanya 9,5 Kg. Jauh di bawah berat badan anak normal seusianya 13-17 Kg. Dia juga tak juga bisa berbicara.
"Saat lahir bibirnya sumbing. Sampai usia setahun belum bisa jalan. Kata dokter terkena mikrosefalus, pengecilan kepala," kata ayah Tegar, Naim kepada wartawan di rumahnya, Senin (23/12/2019).
Naim mengakui terlambat membawa Tegar berobat ke rumah sakit. Dia berdalih tidak mempunyai biaya untuk mengusur BPJS Kesehatan secara mandiri. Bapak dua anak ini sehari-hari berjualan cilok keliling. Rata-rata penghasilannya Rp 100 ribu/hari.
"Kata dokter harusnya usia satu tahun sudah dibawa ke rumah sakit. Saya kan tidak punya uang, saya mikirnya kalau ke rumah sakit ongkosnya mahal. Waktu itu tidak ngurus BPJS mandiri karena saya tak punya uang," terangnya.
Naim baru mendapatkan Kartu Jombang Sehat (KJS) saat usia Tegar menginjak 3 tahun. Tak lama berselang, kartu pengobatan gratis dari Pemkab Jombang itu hilang. Sehingga Tegar dan adiknya didaftarkan ke BPJS Kesehatan secara mandiri.
Kisah Rahma, Anaknya Derita Gizi Buruk dan Ditinggal Suami: