Kepulangan Putri bersama anaknya Clara Atinka, yang baru berusia 17 bulan, membuat warga sekitar terus berdatangan untuk menjenguknya. Warga juga menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang dialami Putri.
"Alhamdulillah banyak tetangga datang menjenguk, sambil mendoakan semoga lekas sembuh sakitnya," ucap Putri dengan suara lirih di rumahnya, Senin (9/12/2019).
Putri belum sembuh dari sakit atas luka bakar yang dideritanya. Leher dan telinga kanannya masih dibalut perban. Sedangkan luka bakar pada tangan kanan, dada, dan separuh wajahnya sudah mulai mengering.
Luka bakar pada leher dan tangan kanannya memaksa tim medis menambal luka dengan mengambil daging pahanya supaya bisa kembali membaik bentuknya.
"Ini leher dan tangan harus diambilkan daging dari paha untuk menambalnya. Karena luka bakarnya sangat parah. Selama beberapa hari itu saya hanya mengandalkan asupan makanan lewat selang saat di rumah sakit," imbuh Putri.
Di rumah kakeknya yang sederhana, yang terbuat dari papan kayu dan berlantai tanah, Putri dirawat ibunya, Sumiati (41). Putri pulang ke rumah karena sudah tidak punya biaya untuk dirawat di rumah sakit.
"Sebenarnya belum boleh pulang dari rumah sakit, tapi apa boleh buat, saya memaksa ngajak pulang anak saya. Karena sudah tak lagi punya uang untuk hidup. Belum lagi kasihan pada cucu saya yang masih kecil harus saya ajak keluar-masuk rumah sakit," kata Sumiati.
Pada 15 Oktober lalu, Putri dibakar oleh suaminya di Jalan Kentintang Baru II, Surabaya. Sehari berselang, polisi membekuk pelaku saat hendak melarikan diri ke rumahnya di Desa Bulumulyo, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini