ACS merupakan salah satu program Pemkab Ponorogo bersama Satlantas Polres Ponorogo untuk mengurangi jumlah pengendara di bawah umur. Tujuannya bisa mengantar dan menjemput para siswa sekaligus menghidupkan kembali bisnis angkot.
"Seharusnya ada 60 unit armada yang melayani para siswa. Total ada 1.200 siswa yang menggunakan jasa kami. Kadang ada siswa yang nggak kebagian armada karena penuh," tutur Kadishub Ponorogo Djunaedi saat ditemui di kantornya, Jalan Halim Perdanakusuma, Senin (9/12/2019).
Djun menambahkan, animo masyarakat dan siswa yang cukup tinggi membuat pihak sekolah meminta penambahan jumlah unit ACS. "Karena anggaran terbatas, kami coba mengevaluasi, dari 22 trayek yang ada saat ini, mana saja yang kurang penumpang," terang Djun.
Akhirnya, lanjutnya, ditemukan pada trayek Desa Jambon. Hanya hari Senin armada penuh, sedangkan hari lainnya kosong.
"Dari dua unit armada di Jambon, saya tarik 1 ke Setono. Di Setono ini banyak sekali penumpangnya," jelas Djun.
Djun mengaku pihaknya telah mengajukan penambahan armada. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan kapan armada ACS dipenuhi.
"Jumlahnya tetap 43 armada, tidak ada penambahan armada," imbuh Djun.
Alasannya, jumlah dana yang terbatas membuat Dishub tidak bisa melakukan penambahan armada baru. Namun bisa menaikkan upah sopir dari Rp 3.400 naik menjadi Rp 4.000 per siswa. Dengan sistem sewa, para sopir mendapat upah dihitung dari jumlah siswa yang menaiki angkot mereka.
"Upah itu mengantar pulang-pergi tiap siswa, tinggal dikalikan berapa siswa yang menaiki angkot tersebut," kata Djun.
Djun memerinci, saat ini ada beberapa jenis ACS yang disewa pemkab. Selain mobil penumpang umum (MPU), juga minibus. Umumnya, satu unit MPU bisa mengangkut 12-14 siswa. Sedangkan minibus 20-22 siswa.
"Kami akan evaluasi terus secara berkala, tiga bulan sekali untuk melihat apakah menaikkan tarif sewa ini positif," tukas Djun.
Saat ini, evaluasi Dishub Ponorogo, jumlah pengendara di bawah umur berkurang. Program ACS juga mendapat apresiasi positif dari wali murid.
"Survei terhadap responden, penerimaan secara umum baik," pungkas Djun.
Halaman 2 dari 2