Kapolsek Tegaldlimo AKP Priono mengatakan musibah yang menimpa empat anak itu terjadi sekitar pukul 13.30 WIB. Keempatnya adalah Desta (14), Sulton, Reza yang tinggal di Desa Kalipait.
Mereka bergabung dengan Redi, asal Desa Kedungasri untuk mencari kerang di Pantai Trianggulasi yang berjarak kurang lebih 15 menit dari desa mereka.
Usai mencari kerang, mereka pun mandi di Pantai tersebut. Namun entah bagaimana 3 ABG itu kemudian terseret arus yang deras.
"Mencari kerang itu kan tubuhnya penuh lumpur pasir. Lha mereka bermaksud membersihkan diri dengan mandi di laut," ujarnya kepada wartawan, Minggu (8/12/2019).
Dari empat pencari kerang, hanya Reza satu-satunya korban yang selamat. Sedangkan tiga rekannya masih dilakukan pencarian tim gabungan.
Sampai pukul 17.00 WIB, polisi dan petugas Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) bersama warga masih melakukan pencarian.
"Hanya ada satu kapal milik TNAP yang menyisiri laut. Lainnya hanya bisa menunggu kemunculan tubuh para korban di tepi pantai," terang Priono.
Ombak Trianggulasi memang terkenal ganas. Sebab garis pantainya berdekatan dengan Pantai Plengkung atau G Land yang merupakan pantai selancar terbaik kedua di dunia setelah Hawai.
"Kendala kita soal alat pencarian yang mengandalkan speed boat milik TNAP. Selebihnya hanya mengandalkan faktor alam. Di sini tidak ada nelayan tradisional," pungkas Priono. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini