Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan UPT Laboratorium Kesehatan Hewan Malang, Novia parasuti Manopo mengatakan, hari ini pihaknya mengambil sejumlah sampel makanan, darah, kotoran sapi hingga tanah di lokasi matinya sembilan sapi di Desa Nyawangan dan Picisan.
Pengambilan sampel dilakukan guna memastikan penyebab kematian sapi-sapi tersebut. Sekaligus untuk mengantisipasi jika ada ancaman penyakit hewan menular. Termasuk antrak.
"Kami antisipasi jika itu hewan menular termasuk yang menular ke manusia. Tidak menutup kemungkinan juga adanya keracunan," kata Novia, Kamis (5/12/2019).
Menurutnya, sampel pakan diambil untuk melihat ada tidaknya kandungan racun yang mengancam kesehatan para sapi. Sedangkan sampel tanah dan kotoran digunakan untuk meneliti ada tidaknya penyakit hewan menular.
"Sampel ini akan kami uji dulu di laboratorium, baru bisa memastikan hasilnya. Untuk penyakit hewan menular strategis butuh waktu tiga hari. Kalau keracunan sekitar dua hari," imbuhnya.
Ia melanjutkan, dengan serangkaian penyelidikan ini, pihaknya bisa mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang. Pihaknya meminta para peternak sapi segera melaporkan ke Dinas Peternakan setempat apabila mengalami hal serupa.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini