Data Kesbangpol Pemkot Blitar mencatat kekeringan sumur makin meluas di enam kelurahan. Yakni Kelurahan Tanggung, Ngadirejo, Sentul, Gedog, Pakunden, Tanjungsari dan Turi. Sekitar 500 kepala keluarga telah meminta dropping air bersih ke pemerintah kota.
Menurut Kepala Kesbangpol Kota Blitar, Hakim Kisworo, hujan memang telah beberapa kali mengguyur wilayah Kota Blitar. Namun intensitasnya sangat rendah.
"Prediksi BMKG, musim hujan pada pertengahan Desember nanti. Saat ini masa transisi, itu hujan intensitasnya masih sangat rendah. Dengan durasi sangat pendek, sekitar 5 sampai 15 menit sudah berhenti," kata Hakim dikonfirmasi detikcom, Rabu (4/12/2019).
Walaupun intensitas hujan rendah, lanjutnya, namun pihaknya mengimbau warga kota tetap waspada. Karena hujan di masa transisi kerap disertai angin kencang.
Sementara untuk memenuhi permintaan warga akan kebutuhan air bersih, Kesbangpol menggunakan dua unit mobil. Masing-masing dari Penanggulangan Bencana Daerah (PBD) Bakesbangpol dan PMI. Dengan kapasitas air 5000 liter, dua mobil itu empat kali melakukan dropping secara bergantian.
Kekeringan di Kota Blitar berawal di wilayah utara kota. Kedalaman sumur warga di wilayah itu antara 10 sampai 15 meter. Lalu meluas ke tengah kota, dengan kedalaman sumur antara 5 sampai 8 meter.
"Ini merupakan kejadian kekeringan pertama yang dialami Kota Blitar. Sebelumnya, tidak pernah ada kejadian kekeringan sampai meluas. Untuk itu, kami koordinasikan dengan dinas lingkungan hidup assesment apa penyebabnya. Dan bagaimana solusinya, agar kejadian seperti ini tak terulang di tahun mendatang," pungkasnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini