Dokumenter berdurasi 15 menitan itu menjelaskan semua ihwal manusia purba. Sebagian besar merupakan koleksi Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Jawa Tengah.
"Amazing. Bisa lihat manusia pada zaman dahulu (purba)," ucap Eka Lusia (15) berbincang dengan detikcom di gedung Karya Darma, Jl JA Suprapto, Pacitan, Kamis (28/11/2019) siang.
Siswi kelas X SMKN 2 Pacitan itu mengaku mengetahui banyak hal tentang kepurbakalaan dari pameran tersebut. Remaja yang tinggal di Kecamatan Tulakan itu pun tersadar Indonesia memiliki kekayaan tak ternilai.
Satu di antaranya situs prasejarah. Bahkan dirinya juga bisa belajar banyak hal seputar peradaban manusia pada masa lampau.
Kesan serupa diungkapkan Rizko Deby Tricahyono (16). Siswa yang juga duduk di kelas X SMKN 2 ini menilai materi pameran sangat bagus bagi siswa.
Terlebih bagi murid seusianya, wawasan terhadap kepurbakalaan umumnya masih minim. Dia berharap event semacam ini lebih sering digelar.
"Di sini ada gading dan kepala kerbau purba. Dan ternyata di Pacitan sendiri juga merupakan situs manusia purba ya," ucapnya sembari menunjuk beberapa koleksi yang dipanjang.
Sejak dibuka pada Senin (25/11/2019) lalu, kegiatan bertajuk 'Pameran Purbakala Situs Sangiran' terus dijejali pengunjung. Mereka adalah siswa sekolah lingkup Kecamatan Kota Pacitan.
Pengunjungnya pun beragam tingkat pendidikan. Mulai SD hingga SLTA.
![]() |
Begitu masuk gedung, pengunjung langsung disuguhi film dokumenter kepurbakalaan. Selanjutnya, mereka diajak mengingat kembali materi purbakala melalui kuis.
Panitia menyediakan hadiah menarik bagi pemenang kuis daring tersebut. Seperti kaos, buku, maupun sovenir menarik lainnya.
Adapun pada sesi terakhir, para siswa diberi kesempatan melihat dari dekat koleksi Situs Manusia Purba Sangiran. Tak sedikit pula yang mengabadikan benda-benda prasejarah itu dengan kamera smartphone.
Sebagian dari siswa juga tampak bergantian swafoto. Mereka sengaja mengambil latar belakang patung manusia purba Homo Erectus yang berdiri di tengah gedung.
Wiwit Hermanto, Ketua Tim Pameran menjelaskan pihaknya sengaja membawa banyak ragam koleksi. Mulai dari mollusca (kerang), gigi hiu, buaya, gading gajah, kepala kerbau, hingga replika tengkorak homo erektus.
Tidak itu saja, beragam jenis artefaks manusia prasejarah juga ditampilkan. Seperti jenis serpih, bola batu, serta alat dari tulang.
Ada pula 2 replika rangka homo sapiens. Kedua fosil terakhir merupakan hasil penggalian di situs Song Keplek dan Song Terus, Kecamatan Punung, Pacitan.
"(Manusia purba) sangiran usianya bisa 1,5 hingga 300 ribu tahun yang lalu. Di Pacitan usianya sekitar 10 ribu tahun yang lalu," terang Wiwit.
Wiwit berharap, pameran yang digelarnya memberi tambahan wawasan kepada masyarakat. Tak hanya seputar Situs Sangiran yang memang sudah tercatat dalam jurnal ilmiah.
Namun sekaligus untuk membangun kesadaran bersama. Apalagi 'Kota 1001 Gua' juga menyimpan potensi kepurbakalaan yang terus dipelajari para ahli. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini