"Program Double Track SMA/MA merupakan cara dari Pemprov Jatim untuk mencari alternatif solusi menyiapkan lulusan SMA dengan bekal keterampilan dan sertifikat untuk mencari kerja. Hal ini mengingat banyak lulusan SMA/MA yang tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan," kata koordinator IT Kampus ITS Surabaya Fajar Baskoro saat berkunjung di stan pameran SMA Double Track di SMA N 1 Plaosan Magetan, Sabtu (23/11/2019).
Data dari Pemprov Jatim, kata Fajar, ditemukan fakta bahwa tidak semua lulusan SMA/MA di Jatim melanjutkan jenjang perkuliahan. Data tahun 2018 saja, lanjut Fajar, jumlah itu mencapai 116.772 atau 67,84 persen.
"Data tahun 2018, ada sekitar 116.772 atau 67,84 persen siswa SMA tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Dengan berbagai macam kondisi. Mereka ini jika tidak mendapatkan perhatian khusus dan memperoleh interfensi dari para pemangku kebijakan, maka akan menyumbangkan pada jumlah pengangguran dan akan bermuara pada kondisi Index Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur," sambungnya.
Menurut Fajar, data BPS pada Februari 2019 mencatat, jumlah angkatan kerja di Jatim sebanyak 21,59 juta orang atau naik 584 ribu orang dibanding Februari 2018. Sejalan dengan itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat 1,31 poin.
"Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 16,82 ribu orang, sedangkan TPT turun menjadi 3,83 persen pada Februari 2019. Melalui Program SMA/MA Double Track diharapkan bisa memberikan skill atau kompetensi tambahan kepada siswa," imbuhnya.
Ia menambahkan, program Double Track SMA/MA terdiri 7 bidang keterampilan. Meliputi multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan dengan 17 belas bidang keahlian.
Menurut Fajar, ada tiga tujuan dalam program Double Track SMA/MA. Yakni untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan peserta didik SMA yang berencana tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dalam menguasai salah satu bidang keterampilan tertentu dengan memanfaatkan kearifan lokal. Selain itu, untuk membangun kepercayaan diri peserta didik dalam berwirausaha atau bekerja dengan bekal keterampilan yang dikuasai.
"Yang jelas tujuan lainnya untuk membangun jaringan dunia usaha dan dunia industri. Program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan serta menanggulangi lahirnya pengangguran terbuka dari lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.
Dalam kunjungan tim ITS Surabaya, ada dua sekolah di Magetan dan satu di Ngawi. Untuk di Magetan yakni ada SMA Negeri 1 Plaosan dan SMAN 1 Karas. Di Ngawi cuma di SMAN 1 Kebdal. Jenis Keterampilan yang disiapkan dalam Program Double Track SMA/MA ada 15. Yakni tata rias pengantin berhijab, merias wajah panggung, tata kecantikan rambut, desain grafis, video editing, operator komputer dan fotografi.
Ada pula ketrampilan lain yakni pembuatan makanan Indonesia, makanan ringan dan minuman. Lalu pengolahan pastry bakery, merancang mode busana, merancang busana Muslim, perawatan dan perbaikan alat elektronik, tune up sepeda motor serta instalasi peralatan listrik.
Bupati Magetan Suprawoto yang ikut dalam kunjungan sangat mendukung program Double Track SMA/MA. Bupati juga mengusulkan agar kearifan lokal Magetan seperti sentra kerajinan kulit bisa diikutkan dalam program ketrampilan di SMA/MA nantinya.
"Saya usul, alangkah lebih baiknya jurusan jangan sama. Kalau Magetan potensi kulit ya jurusannya desain buat tas, sepatu. Sehingga margin keuntungannya bisa dinikmati oleh masyarakat lokal. Tetap kompetitif dengan cara yang benar," ujar Suprawoto.
Kunjungan itu juga disambut oleh hasil karya para siswa. Tampak di SMAN 1 Plaosan, seorang siswa memaparkan kesuksesannya dalam karya pembuatan pin yang laris terjual.
"Alhamdulillah saya senang bisa mengikuti program ini. Saya bisa mendapat order sehari 40 sampai 50 orang memesan PIN dari desain karya saya," ujar salah satu siswa kelas 12 IPA SMAN 1 Plaosan, Riko Okananta.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini