"Sementara kita sosialisasikan bahwa ada kasus di daerah Klaten, dampak sengatan tawon vespa yang berakibat fatal. Sehingga harus diketahui dan diantisipasi. Kalau memang ada sengatan segera ditangani," kata Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Pasuruan, dr Ugik Setyo Darmoko saat dikonfirmasi detikcom, Senin (18/11/2019).
Menurut Ugik, di wilayahnya belum ada laporan kasus sengatan tawon vespa hingga berakibat fatal. Meski demikian, antisipasi wajib dilakukan.
"Kami minta petugas kesehatan lingkungan yang berbasis penyakit-penyakit karena hewan ya. Kita punya petugas Zoonosis ya, yakni petugas yang menangani penyakit yang bisa disebabkan karena faktor hewan. Di setiap Puskesmas ada," terang Ugik.
Ugik belum memastikan keberadaan tawon vespa di Pasuruan. Menurutnya suatu spesies berkembang biak di daerah tertentu tergantung pada lingkungan dan ketersediaan makanan.
"Kami minta tetap waspada, baik petugas maupun masyarakat. Cepat tangani kalau ada sengatan tawon. Karena tidak hanya tawon itu (vespa) saja, secara umum tawon semuanya itu kalau bisanya tak ditangani dengan baik ya bisa saja fatal," terangnya.
Kemudian perhatian lebih harus diberikan pada warga usia di atas 50 tahun. "Usia di atas 50 rentan terhadap racun tawon yang sebenarnya untuk orang usia lebih muda bisa tahan. Kalau usia lanjut terus tak tertangani dengan baik kemungkinan berakibat fatal," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, dua warga Kabupaten Klaten tewas disengat tawon vespa affinis. Korban bernama Lanjar (62) warga Dusun Tegalyoso, Desa Sembung, Kecamatan Wedi dan Warsomo (87) warga Dusun Tegal Duwur, Desa Wadung Getas, Kecamatan Wonosari. Kedua korban dimakamkan pada Rabu (13/11).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini