Pria di Banyuwangi Sulap Limbah Kayu Jadi Jam Tangan Rp 450 Ribu

Pria di Banyuwangi Sulap Limbah Kayu Jadi Jam Tangan Rp 450 Ribu

Ardian Fanani - detikNews
Selasa, 19 Nov 2019 07:30 WIB
Jam tangan kayu/Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Seorang pria di Banyuwangi menyulap limbah kayu menjadi jam tangan. Hasil tangan kreatifnya itu kini sudah dijual secara online hingga ke beberapa kota besar.

Fungsi jam tangan tidak hanya sekadar sebagai penunjuk waktu. Saat ini arloji menjelma gaya berpenampilan atau fashion. Tak heran jika sejumlah orang rela menghabiskan uang ratusan juta hanya untuk membeli jam tangan merek ternama agar terlihat lebih modis.

Agar tetap bisa tampil modis meski kantong sedang krisis, jam tangan kayu buatan pemuda asal Dusun Karangasem, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi bisa menjadi alternatif pilihan.


Pria itu bernama Andi Akbar (33). Ia menyulap limbah kayu menjadi barang mewah. Meski terbuat dari kayu bekas, jam tangan kayu yang ia buat memiliki kualitas maupun tampilan yang tidak kalah elegan dari jam tangan pada umumnya.

Jika dilihat dari dekat, jam tangan kayu itu tampak berkilau layaknya jam tangan yang terbuat dari logam. "Ide awal saya lihat-lihat youtube. Terus saya mencoba membuat kerajinan dari kayu ini. Saya pilih limbah kayu karena limbah kayu biasanya dibuang begitu saja atau hanya dibuat kayu bakar. Dari pada dibuang percuma saya buat kerajinan jam tangan. Ternyata memiliki nilai jual yang lumayan," ujarnya kepada detikcom, Selasa (19/11/2019).

Berbagai bentuk jam tangan dibuat sesuai pesanan pelanggan. Saat ini hasil kerajinannya dipasarkan secara online melalui media sosial. Karena masih merintis, usaha jam tangan dari limbah kayu itu dikerjakan sendiri di bengkel kerajinan yang ada di rumahnya.

Untuk menghasilkan kualitas yang bagus, tak sembarang limbah kayu digunakan. Hanya limbah kayu Jati dan Sonokeling saja yang digunakan sebagai bahan baku jam tangan kayu.

"Dua jenis kayu ini saya pilih, selain karena kualitas kayu yang kuat, juga karena jenis kayu tersebut memiliki corak maupun motif yang menarik jika sudah dihaluskan," imbuh Akbar.

Ia menambahkan, pada awal merintis usaha tersebut, dirinya hanya menggunakan peralatan manual untuk membentuk kayu hingga menjadi sebuah jam tangan. Namun kali ini Akbar sudah menggunakan mesin bubut sederhana agar hasil kerajinannya lebih presisi dan rapi.

Langkah awal yang dilakukan yakni mengebor kayu sebagai tempat mesin penunjuk waktunya. Setelah proses pengeboran dan pemotongan, kemudian jam tangan setengah jadi masuk ke proses penghalusan dengan amplas. Selanjutnya potongan-potongan kayu yang sudah terbentuk masuk ke proses pewarnaan.

"Untuk warna sendiri, saya hanya menggunakan sebuah pernis agar warna asli dari kayu tidak hilang," tambahnya.


Setelah jadi, hasil karyanya tersebut dijual dengan kisaran harga Rp 300 ribu sampai Rp 450 ribu untuk Pulau Jawa. Penjualan sudah dilakukan tak hanya di Banyuwangi, melainkan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan hingga Balikpapan.

"Kalau luar Jawa kisaran Rp 450 ribu sampai Rp 500 ribu. Free ongkir. Harga relatif tergantung pesanan bagaimana model jam tangannya," tambah Akbar.

Jam tangan kayu memiliki keunikan tersendiri. Dengan paduan desain yang modern dan elegan, jam tangan ini cocok bagi yang selalu ingin tampil beda. Selain jam tangan kayu, Akbar Andi juga memproduksi kerajinan lain dari kayu. Seperti gelas kayu, mangkuk hingga entong nasi dari kayu.
Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.