.webp)
Ambruknya salah satu ruang kelas di sekolah ini terjadi Minggu (10/11) siang. Beruntung saat kejadian tidak ada kegiatan belajar mengajar karena hari libur. Selain itu, bekas ruang kelas 1 ini sudah sekitar 2 tahun dikosongkan karena lapuk bagian atapnya.
"Ambruknya karena kerangka atapnya sudah lapuk," kata Kepala SDN Dukuhklopo Tri Miyati kepada wartawan di lokasi, Senin (11/11/2019).
Pengosongan juga dilakukan terhadap ruang kelas 2 sekitar dua tahun lalu. Karena kondisi ruang kelas ini juga rusak parah. Sejak dikosongkan, puluhan siswa sempat direlokasi ke perpustakaan sekolah. Sehingga siswa kelas 1 dan 2 harus belajar bergiliran pagi dan siang.
Saat ini, 47 siswa kelas 1 belajar di ruang kelas bekas SDN Dukuhklopo 1. Itu sejak SDN Dukuhklopo 1, 2, dan 3 dimerger sekitar setahun yang lalu. Sementara 57 siswa kelas 2 harus bertahan belajar di perpustakaan sekolah.
Tidak hanya ruang kelas 1 dan 2, ruang kelas 5 yang bersebelahan dengan ruang kelas yang ambruk, mulai hari ini dikosongkan. Menurut Miyati, pengosongan ruang kelas 5 untuk menghindari kejadian seperti ambruknya atap di SDN Gentong Pasuruan yang menelan korban.
 Siswa belajar lesehan di musala (Foto: Enggran Eko Budianto) |
"Karena kami khawatir ruang kelas 5 ikut ambruk, makanya kami kosongkan," terangnya.
Guru kelas 5 SDN Dukuhklopo Sunaryo menjelaskan, mulai hari ini, 62 siswa kelas 5 direlokasi ke musala sekolah. Puluhan siswa terpaksa belajar sambil lesehan di musala tersebut.
"Kami takut ruang kelas 5 mengalami hal yang sama (ambruk)," ujarnya.
Sunaryo menuturkan, pihak SDN Dukuhklopo telah mengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang sejak tiga tahun yang lalu. Namun sampai saat ini belum ada perhatian dari Pemkab Jombang.
"Harapan kami kalau direhab secara berkualitas supaya bisa bertahan lama," tandasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
