Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sawahan Nganjuk, Mohammad Chudori, mengatakan puluhan kali gempa bumi tersebut didominasi gempa dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 KM.
"Salah satunya terjadi di Pacitan pada Minggu (27/10/2019) dengan kekuatan 4,8 M. Gempa bumi ini dirasakan di daerah Pacitan dalam skala intensitas II - III MMI , Blitar dalam skala II MMI," kata Chudori, Senin (4/11/2019).
Baca juga: Gunung Merapi Alami Dua Kali Gempa Guguran |
Dari analisa yang dilakukan BMKG, gempa bumi di Jawa Timur dikelompokkan menjadi tiga bagian. Yakni berdasarkan jumlah atau frekuensi, magnitudo dan kedalaman. Berdasarkan frekuensi, kejadian gempa bumi terbanyak berlangsung pada 20 Oktober dengan jumlah tujuh kali gempa, dengan kekuatan 3 hingga 5 Magnitudo.
"Sedangkan berdasarkan kekuatan gempa, untuk kekuatan dibawah 3 M sebanyak 19 kali gempa, untuk kekuatan 3 hingga 5 Magnitudo terjadi 47 kali. Yang berkekuatan di atas lima tidak ada," ujarnya.
Chudori menambahkan, berdasarkan kedalaman gempa, kedalaman kurang dari 60 KM terjadi 58 kali, sedangkan kedalaman 60 hingga 300 kilometer terjadi 6 kejadian dan kedalaman di atas 300 KM sebanyak dua kejadian.
"Penyebab gempa masih dominan akibat subduksi lempeng selatan Jawa. Terkait ini masyarakat harus selalu waspada tapi tidak perlu panik, tapi kita harus tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa," ujarnya.
Baca juga: Gempa M 5 Terjadi di Bima NTB |
Sebagai masyarakat yang hidup di kawasan rawan gempa, masyarakat diimbau lebih peka dan tahu prosedur penyelamatan yang harus dilakukan. Terutama saat terjadi gempa berkekuatan besar.
"Jika terjadi gempa maka harus berlindung di tempat yang aman. Kemudian untuk masyarakat pesisir selatan, jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami maka harus sesegera mungkin mengungsi ke tempat tinggi yang aman," kata Chudori.
Halaman 2 dari 2