Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Blitar mencatat, ada 63.863 penderita ISPA sejak Januari hingga Oktober tahun ini. Angka ini naik secara signifikan dibandingkan tahun 2018.
"Jumlah itu tergolong naik banyak ya. Karena tahun 2018 lalu hanya sekitar 43 ribuan," kata Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Pemkab Blitar, Krisna Yekti pada detikcom di kantornya, Jumat (1/11/2019).
Dari angka itu, lanjutnya, sekitar 20 ribuan penderita merupakan anak-anak. Mereka yang banyak melakukan kegiatan di luar berpotensi menghirup debu lebih banyak.
"Untuk itu kami imbau orang tua telaten memakaikan anak masker. Usahakan juga jangan terlalu banyak bermain di luar rumah. Karena debu itu potensial menyebabkan batuk, pilek pemicu ISPA," imbuhnya.
Tak hanya pemakaian masker, Krisna juga meminta perhatian orang tua untuk membawakan air minum bagi anak-anaknya. Karena suhu yang panas bisa menimbulkan dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh.
Masyarakat Kecamatan Sanankulon banyak yang berobat ISPA ke Puskesmas terdekat. Di kecamatan yang berbatasan dengan kota itu, terdata ada 9.255 penderita. Yang didominasi anak di atas usia 5 tahun atau anak-anak setingkat sekolah dasar.
"Pokok begitu ada gejala batuk atau pilek, saya imbau segera ke Puskesmas. Jangan sampai menunggu parah, akut baru berobat," pungkasnya.
                Halaman 2 dari 2            
        







































.webp)













 
     
  
  
  
  
  
  
 