Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharram mengatakan, upaya pemadaman karhutla terus dilakukan baik melalui jalur darat maupun udara dengan helikopter water bombing.
"Baru 35 sampai 40 persen yang berhasil dipadamkan," kata Eka kepada wartawan, Selasa (29/10/2019).
Pemadaman titik api di 3 Gunung di Pegunungan Ijen ini dilakukan hingga batas waktu tanggap darurat yang ditetapkan oleh Provinsi Jawa Timur.
"Ini terus kita lakukan pemadaman titik api sampai batas waktu tanggap darurat Jatim yakni tanggal 5 November," tambahnya.
Menurut Eka, saat ini kobaran api sebenarnya sudah tidak ada. Hanya saja, masih tersisa bara api. Dikhawatirkan bara api ini jika terkena angin kencang, sewaktu-waktu bisa membesar dan menghanguskan hutan dan lahan di tiga Gunung sekitar TWA Kawah Ijen.
"Titik kobaran api tidak muncul, tapi sumber api yang masih ada. Itu (hutan yang terbakar) adalah pohon pinus yang mengandung getah sehingga bara api tahan lebih lama," ungkapnya.
Yang paling mengkhawatirkan, kata Eka, jika tak ditanggulangi, sewaktu-waktu kobaran api akan kembali membesar sehingga merangsek ke perkebunan rakyat.
"Itu (kebakaran) sudah di perbatasan Kalipuro dengan Merapi Ungup-Ungup, yang berdekatan dengan perkebunan Kaliselogiri, perkebunan Kaliklatak, dan perkebunan Pasewaran," ujarnya.
Untuk pemadaman menggunakan helikopter water bombing pada hari ini, tambah Eka, hanya bisa dilakukan 6 kali saja. Sebab, awan di sekitar titik api cukup tebal sehingga menghalangi pandangan dari udara.
"Produk awan mulai banyak. Penerbangan di bawah awan jelas sangat berbahaya. Sedangkan dari atas awan, titik apinya tidak terlihat," tambahnya.
Eka berharap dengan sisa waktu yang ada ini, titik api di sekitar Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, bisa segera dipadamkan.
Simak juga video "Gunung Ranti Terbakar, Kawah Ijen Ditutup" :
(fat/iwd)