Arifin, penambang belerang di TWA Kawah Ijen, mengaku sudah seminggu lebih tak menambang. Untuk menutupi kebutuhannya, pihaknya terpaksa menjual hewan ternak dan berutang kepada tetangga.
"Satu minggu lebih sudah tidak menambang. Ya terpaksa jual kambing, ada juga yang utang sama tetangga untuk seminggu ke depan ini," kata Arifin kepada detikcom, Selasa (29/10/2019).
Pria yang mengaku sudah 30 tahun lebih menambang belerang itu mengaku status nonaktif sementara terhadap akses TWA ini sangat berdampak pada keberlangsungan ekonomi keluarganya. Pasalnya, penghasilan dirinya dan ratusan penambang lainnya hanya ditopang oleh tambang belerang tersebut.
Kebakaran kemarin, lanjut Arifin, telah menghanguskan ratusan kereta pengangkut belerang. Kereta itu merupakan satu-satunya pengangkut sumber mata pencarian para penambang belerang tersebut. Ke depan, para penambang ini berharap mendapatkan perhatian dari pemkab setempat dan memohon agar segala aktifitas di Kawah Ijen diaktifkan kembali.
"Ya kami berharap agar ini dibuka kembali, dan pemerintahan daerah setidaknya juga membantu. Karena ini satu-satunya mata pencarian untuk keluarga penambang," katanya.
Keluhan serupa disampaikan oleh salah satu tour guide lokal, yang juga merasa kecewa atas penutupan sementara wisata yang telah dikenal oleh dunia ini.
Elok mengaku terpaksa membatalkan puluhan booking-an yang telah dijadwalkan dalam minggu-minggu ini. "Ada sekitar 80 orang yang sudah booking, dan terpaksa cancel," kata Elok.
Jumlah itu, kata Elok, belum termasuk dengan wisatawan mancanegara. Bahkan, saking inginnya melihat blue fire, mereka nekat naik. Namun, di tengah jalan, mereka terpaksa putar arah karena dihentikan oleh petugas di pintu masuk bawah.
"Di Jambu itu, jalur sudah ditutup. Jadi terpaksa balik arah," katanya.
Elok bersama persatuan guide lainnya berharap titik-titik api ini bisa lekas dipadamkan supaya keindahan dan pesona TWA Kawah Ijen ini bisa dinikmati kembali oleh dunia. "Lekas padamlah. Kan sayang kalau wisata kelas dunia harus ditutup seperti ini," tambahnya.
Untuk diketahui, penutupan sementara Taman Wisata Alam (TWA) Kawah ijen ini menyusul perpanjangan status tanggap darurat karhutla oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Secara resmi, dirinya telah memperpanjang status tersebut, hingga 4 November mendatang.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku pihaknya terpaksa melakukan penutupan ini untuk kepentingan bersama. Sebab, saat ini masih ada beberapa titik api yang membakar lahan di sekitar TWA Kawah Ijen.
"Ini sebenarnya tidak kita harapkan. Namun, demi keselamatan wisatawan dan penambang belerang, terpaksa kita tutup sementara. Untuk sementara, saat ini kita berikan sembako dan keperluan makanan untuk para penambang belerang. Semoga ini segera teratasi," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2