Masih adanya prostitusi di Jombang bukan isapan jempol semata. Masih beroperasinya bisnis lendir terbukti dalam operasi yang digelar Satpol PP dan polisi, Minggu (27/10) malam.
Petugas gabungan menggerebek sebuah lokasi pelacuran yang menempati tanggul Sungai Tenggor di Desa Madiopuro, Kecamatan Kesamben, Jombang. Tempat ini berjarak sekitar 1 Km dari permukiman penduduk.
"Kami menerima aduan dari masyarakat bahwa ada aktivitas prostitusi yang meresahkan. Masyarakat sekitar merasa terganggu," kata Kabid Ketertiban Umum dan Sumberdaya Aparatur Satpol PP Jombang Haris Aminudin kepada wartawan, Senin (28/10/2019).
Dari penggerebekan ini, petugas mengamankan 2 wanita pekerja seks komersial (PSK) dan seorang pria hidung belang. Kedua PSK itu diketahui berasal dari Jawa Tengah dan Mojokerto.
Tak seperti prostitusi berkelas yang menempati kamar hotel, para PSK dengan pria hidung belang di tempat ini berkencan di tanggul Sungai Tenggor. Agar tak terlalu mencolok, mereka melakukan hubungan badan di semak-semak hanya beralaskan karung plastik.
Di samping itu, kata Haris, para PSK yang mangkal di tempat prostitusi ini berusia 35-65 tahun. Oleh sebab itu, tarif yang mereka pasang untuk jasa mereka hanya Rp 30 ribu sekali kencan.
"Tarifnya sangat-sangat murah, sekitar Rp 30 ribu untuk sekali kencan," ungkapnya.
Haris menuturkan, prostitusi di tanggul Sungai Tenggor ini sudah berjalan sekitar 4 tahun. Kendati begitu, Pemkab Jombang belum berencana menutup total bisnis esek-esek ini. Satpol PP hanya akan memantau secara rutin.
"(Para PSK yang diamankan) Kami beri pembinaan. Kalau kembali mangkal baru kami sampaikan ke panti," terangnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini