Menurut Marsuki, salah satu tokoh pemuda desa setempat, dirinya termasuk salah satu yang menandatangani penolakan itu. Marsuki mengatakan adanya paham aliran syiah itu tidak cocok dianut oleh warga desanya.
"warga menolak adanya aliran itu," kata Marsuki.
Camat Sumberasih Rahmad mengatakan pihaknya sudah mengetahui adanya kabar tersebut. Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan muspika dan pemerintah desa setempat. Dalam waktu dekat akan diadakan pertemuan antara warga dan tokoh syiah.
"Kami akan bergerak cepar untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Rahmad.
Sementara itu, Kasat Intel Polres Probolinggo Kota AKP Dartok H mengatakan hal ini sudah dirapatkan bersama dengan ketua PCNU, MUI, tokoh masyarakat Desa Sumberasih, serta TNI/ Polri, pada Senin(14/10).
Baca juga: Pengungsi Syiah Dievakuasi ke Asrama Haji |
Rapat itu menghasilkan kesepakatan untuk tidak memasang banner penolakan. Namun warga tetap memasang banner sejak kemarin. Guna mengantisipasi tindakan warga, polisi akan memindahkan tempat ibadah warga Syiah di Kecamatan Sumberasih ke tempat yang lebih aman.
"Akan kita kaji ulang bersama, apa langkah terbaik untuk penganut Syiah ini untuk menghindari hal yang tidak kita inginkan Kita akan pindah tempat ibadahnya ke lokasi yang lebih aman" kata Dartok.
Sementara, SF, selaku penganut aliran syiah tak bisa dikonfirmasi dan ditemui. Sebab SF saat ini tengah menjalani umrah. (iwd/iwd)











































