Salah seorang saksi mata sekaligus pekerja Joni (40) mengatakan peristiwa ambrolnya pondasi saluran air itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Ia menuturkan waktu kejadian tiba-tiba ada pengendara yang berteriak kepada para pekerja bahwa ada rekan mereka yang tertimpa dan tertimbun material.
"Kita kerja menggali mulai pukul 13.00 WIB tadi. Kemarin kita menggali dengan backhoe terus kita gali hari ini. Nah, sekitar pukul 14.00 ada pengendara motor teriak ke kita ada yang ketimpa," kata Joni kepada detikcom di lokasi kejadian, Rabu (23/10/2019).
Joni menyebut, waktu kejadian memang ada 2 pekerja yang sedang menggali di dalam saluran sedalam 2 meter. Namun satu pekerja bernama Saroh (55) berhasil menyelamatkan diri, sedangkan satunya yakni Feri (30) masih tertinggal dan tertimbun material lumpur dan beton pondasi.
"Ada 2 pekerja namanya Feri dan Saroh. Saroh berhasil keluar dan naik. Kepalanya sobek tadi dan langsung di bawa ke rumah sakit Soetomo. Terus yang ini terakahir Feri masih di dalam ketimpa beton dan lumpur," tutur pria asal Banyuwangi itu.
![]() |
Untuk mengeluarkan korban, 1 unit damkar dari Dinas PMK Surabaya diturunkan. Evakuasi berjalan dramatis karena hampir seluruh badan korban tertimbun lumpur dan beton pondasi.
Petugas PMK dengan hati-hati kemudian mencoba mengangkat material beton yang menimpa korban. Hampir sekitar 2 jam akhirnya korban yang diketahui masih bernapas berhasil dikeluarkan dan langsung dievakuasi dengan ambulance ke RSU dr Soetomo.
Simak juga video "Atasi Karhutla, TNI-Polri Hingga BPBD Banjarbaru Bikin Saluran Air" :
(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini