Penyakit hipertiroid mengakibatkan kedua bola mata Mery Pramesti menonjol hingga nyaris terlepas. Gadis berusia 22 tahun ini juga merasa kesakitan saat matanya terkena cahaya.
"Setelah saya periksakan ke dokter di Jatirejo, RSUD RA Basuni (di Gedeg, Mojokerto) dan RSU Dr Soetomo (di Surabaya) diagnosanya sama, yaitu hipertiroid," ujar Ayah Mery, Supeno saat berbincang dengan detikcom di rumahnya, Dusun Pelem, RT 2 RW 6, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Selasa (22/10/2019).
Selama sekitar 3 tahun berobat di RSU dr Soetomo, lanjut Supeno, Mery hanya mendapatkan perawatan jalan. Dia pun rutin mengantar Mery ke rumah sakit pelat merah di Surabaya itu tiga kali dalam sebulan.
"Setelah saya periksakan ke dokter di Jatirejo, RSUD RA Basuni (di Gedeg, Mojokerto) dan RSU dr Soetomo (di Surabaya) diagnosanya sama, yaitu hipertiroid," ujarnya.
Namun saat Mery mulai masuk ke sekolah SMK, dia tak lagi mampu melanjutkan pengobatan putrinya. Di lain sisi, Mery juga merasa lelah karena harus mondar-mandir ke Surabaya.
"Saat berhenti berobat, matanya sudah menonjol, tapi tidak terlalu," terangnya.
Supeno sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Namun, dia mengaku sudah tiga pekan ini tidak mendapatkan pekerjaan. Saat ada pekerjaan, penghasilannya paling banyak hanya Rp 300 ribu dalam seminggu.
Bukannya membaik, penyakit yang diderita Mery justru semakin parah karena tak menjalani pengobatan. Kedua bola matanya semakin menonjol keluar hingga nyaris terlepas.
Dia mengeluh sakit pada kedua matanya. Bahkan rasa sakit itu kian parah saat matanya terkena cahaya. Oleh sebab itu dia memilih mengurung diri di dalam kamarnya.
Kelainan yang diderita Mery ini membuat dia tidak bisa bekerja. Gadis lulusan SMK negeri di Trowulan ini juga tidak bisa bergaul dengan teman sebayanya. Karena dia merasa minder dengan kondisi kedua bola matanya.
"Kemarin (21/10) saya bawa ke RSU dr Soetomo hanya diberi obat. Disuruh kembali lagi tanggal 28 dan 29 Oktober untuk tes darah dan CT Scan," jelas Supeno.
![]() |
Biaya pengobatan Mery, tambah Supeno sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Namun, dia membutuhkan biaya makan dan transportasi saat harus membawa Mery ke RSU dr Soetomo, Surabaya.
Dia juga berharap putrinya itu mendapat penanganan medis yang lebih serius agar cepat sembuh. "Harapan saya kalau bisa segera dioperasi atau apa supaya lekas sembuh," tandasnya.
Saat ditemui detikcom, Mery sedang mengurung diri di dalam kamarnya. Kamar 4x3 meter persegi itu sengaja dibuat gelap tanpa lampu. Sulung dari 4 bersaudara pasangan Supeno (45) dan Rukiyati (51) terus mengelap air mata kanannya menggunakan sapu tangan. Sementara mata sebelah kirinya ditutup perban.
"Terus berair mata saya. Keduanya sakit kalau kena cahaya," kata Mery.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini