Menyulap Sampah Kulit Rajungan Jadi Bernilai Jual Tinggi di Karawang

Menyulap Sampah Kulit Rajungan Jadi Bernilai Jual Tinggi di Karawang

Luthfiana Awaluddin - detikNews
Rabu, 09 Okt 2019 10:52 WIB
Mengolah sampah kulit rajungan di Karawang menjadi bernilai jual tinggi. (Foto: Luthfiana Awaluddin/detikcom)
Karawang - Tim Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) Universitas Singaperbangsa (Unsika) Karawang menciptakan mesin yang mampu mengubah limbah cangkang rajungan menjadi pakan ternak, pupuk organik hingga kosmetik. Alat itu menjadi solusi dari gunungan limbah yang berasal dari sentra produksi rajungan kupas di pesisir Pasirputih, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang.

"Jika kulit rajungan dibiarkan menumpuk akan membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap, menyebabkan lingkungan tidak sehat dan berpotensi mengundang penyakit," kata Eri Widianto, Ketua Tim PPTTG Unsika kepada detikcom di Karawang, Rabu (9/10/2019).


Industri rajungan kupas di wilayah Kecamatan Cilamaya Kulon memang menjamur. Bahkan jadi salahsatu unggulan Kabupaten Karawang. Pantauan detikcom, di Desa Sukajaya misalnya, terdapat puluhan rumah yang mengolah daging rajungan menjadi makanan kaleng. Komoditi itu diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia dan negara-negara di kawasan Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Pasir Putih ada 120 perahu nelayan yang tidak pernah mengenal musim dan selalu beroperasi. Kalau sedang musim, nelayan Pasir Putih bisa menangkap rajungan 5 ton per hari," ujar Kepala Desa Sukajaya Abdul Ghofur saat ditemui di sentra rajungan kupas.

Menyulap Sampah Kulit Rajungan Jadi Bernilai Jual Tinggi di KarawangFoto: Luthfiana Awaluddin
Namun, di balik moncernya bisnis itu terdapat sejumlah masalah yaitu kulit rajungan yang menggunung. Bukan pemandangan aneh jika banyak tumpukan rajungan di sana. Selain menghabiskan lahan, bau amis dari limbah kulit rajungan juga terasa mengganggu hidung. Saking banyaknya, cangkang rajungan yang sangat melimpah itu dihargai murah karena belum dimanfaatkan. "Bahkan limbah rajungan hanya dihargai Rp 50 ribu per ton," kata Abdul Ghofur.

Berangkat dari hal itu, Eri dan timnya menciptakan mesin yang bisa mengubah cangkang rajungan menjadi tepung untuk dibuat menjadi berbagai produk olahan.

"Kami ingin membantu masyarakat mengubah permasalahan yang ada menjadi sebuah inovasi yang bernilai jual tinggi. Jika sudah menjadi serbuk, gunungan limbah rajungan di sekitar sini bisa berkurang," kata Eri.

Mesin crusher (penghancur) ini, kata Eri, bisa menghancurkan kulit rajungan yang keras menjadi tepung. Selanjutnya, tepung diproses secara kimia menjadi produk kitosan serta turunannya.

"Misalnya, sabun anti bakteri alami, nutrisi pakan ikan, pengawet makanan alami, kitosan dan produk-produk turunannya," ucap Eri.

Ia berharap, program itu dapat memberdayakan masyarakat Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon dalam mengatasi permasalahan limbah rajungan. Alat yang dikembangkan berupa corong dari logam yang dihubungkan dengan chamber atau penampung. Penampung itu lalu terhubung dengan pisau otomatis bertekanan tinggi. Sumber energinya, berasal dari listrik atau solar.

Menyulap Sampah Kulit Rajungan Jadi Bernilai Jual Tinggi di KarawangFoto: Luthfiana Awaluddin
Cara kerja alat dimulai dengan memasukkan kulit rajungan ke dalam tabung. Berikutnya, kulit dihancurkan oleh blade atau pisau bertekanan tinggi. Setelah kulit rajungan tertampung, sejumlah pisau dibantu hammer akan menghancurkan kulit rajungan yang keras hingga menjadi tepung.

Hammer berputar pada suatu sumbu atau poros dibantu dengan hammer statis untuk menghancurkan cangkang dengan lebih cepat. Sehingga, cangkang rajungan hancur menjadi partikel-partikel yang lebih kecil sesuai ukuran saringan.

"Cangkang rajungan dapat dihancurkan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dengan waktu yang lebih singkat, tidak menghabiskan banyak tenaga manusia dan hasilnya pun lebih halus," ujar Eri.


Eri melakukan pengembangan alat dan mendapat dana pengembangan dari Program Direktorat Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

"Harapannya, setelah menjadi tepung halus, kulit rajungan bisa diolah menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomis," ucap Eri.
Halaman 2 dari 2
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads