Empat orang pendaki tersebut merupakan mahasiswa Universitas Jember. Mereka adalah Lisa Milyan (19), Azzamylah (20), dan Fajar (20). Ketiganya berasal dari Jember. Dan satu pendaki lagi adalah Thayib Hidayat (20) asal Malang.
Tim SAR gabungan menemukan mereka sekitar pukul 10.24 WIB, Minggu (20/10/2019). "Kondisi tadi malam tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian, karena angin kencang. Akhirnya pencarian dimulai pukul 06.00 WIB ke lokasi yang diduga tempat berlindung keempat pendaki tersebut," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram kepada detikcom, Minggu (20/10/2019).
Tim SAR pertama kali menemukan Lisa Milyan dan Thayib Hidayat. Selang beberapa waktu, dua pendaki lainnya, Azzamylah dan Fajar, juga berhasil ditemukan dalam kondisi selamat.
"Mereka berhasil menyelamatkan diri dengan lari menuju puncak," ungkap Eka.
Meski ditemukan siang hari, namun keempat pendaki tersebut baru bisa dievakuasi pada malam hari. Ini dikarenakan evakuasi terhambat badai dan kepungan api. Keempat mahasiswa tersebut dalam kondisi sehat.
"Kita menemukan (pendaki) sejak pukul 10.24 Wib pada ketinggian 2.000 mdpl. Belum bisa turun karena pada saat itu ada badai dan angin besar," ujar Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto, Ketua tim gabungan penyelamatan.
Tak hanya badai, kata Dandim Yuli Eko, tim penyelamat juga terhalang oleh api yang kembali membakar pohon dan ranting di Gunung Ranti. Hingga mengakibatkan pihaknya mencari jalur alternatif yang lebih aman. Pihaknya bersama basarnas dan BPBD terus berusaha mengevakuasi pendaki untuk turun.
![]() |
![]() |
"Sempat terhalang badai, sekitar pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB. Tapi Alhamdulillah tim evakuasi dan pendaki masih bertahan. Kemudian dibuat jalur baru tak jauh dari jalur pendakian awal," katanya.
Keempat mahasiswa tersebut bersyukur akhirnya selamat dan bisa dievakuasi. Mereka mencoba bertahan semaksimal mungkin sebelum akhirnya diselamatkan.
"Kami naik jam 10.30 WIB. Saat itu sudah ada api, tapi bukan di daerah Gunung Ranti," kata Lisa Miliana saat ditemui usai menjalani pemeriksaan kesehatan di Rest Area Licin.
Situasi semakin mencekam, ketika kobaran api yang semula berada jauh dari jalur pendakian tiba-tiba membakar hangus sisi sebelah barat Gunung Ranti.
"Kita panik. Jadinya terus naik ke atas," aku Lisa.
Mereka berempat akhirnya berinisiatif untuk menghubungi salah satu relawan kebencanaan. "Sempat ada sinyal dan hubungi teman relawan. Tapi sinyalnya hilang-hilangan. Saat itu kita diminta tidak bepindah lokasi untuk mempermudah pencarian," tuturnya.
Lisa dan ketiga kawannya tersebut akhirnya memanfaatkan cahaya senter yang mereka bawa untuk memberikan titik lokasi kepada relawan yang berada di lereng Gunung Ranti.
Mereka berempat akhirnya bertahan dengan bekal seadanya, sembari menunggu pertolongan dari Tim SAR. "Tadi malam kami sempat minum energen dan tidur. Tapi karena perbekalan habis sempat lemas juga," tandasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini