Banser Trenggalek Tak Puas dengan Ungkap Kasus Pelemparan Batu, Mengapa?

Banser Trenggalek Tak Puas dengan Ungkap Kasus Pelemparan Batu, Mengapa?

Adhar Muttaqin - detikNews
Kamis, 17 Okt 2019 16:55 WIB
Ketua Satkorcab Banser Trenggalek Fatkhur Rohman (Foto: Adhar Muttaqin)
Tulungagung - Banser Trenggalek mengaku kurang puas dengan penanganan Kepolisian Tulungagung terhadap kasus pelemparan anggotanya dan pengadangan yang terjadi akhir pekan lalu. Apa alasannya?

Ketua Satkorcab Banser Trenggalek Fatkhur Rohman mengatakan ketidakpuasan tersebut didasari karena kepolisian hanya menindak pelaku pelemparan batu. Sedangkan aksi premanisme serta pengadangan yang dilakukan sekelompok pemuda belum diambil tindakan.

"Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Polres Tulungagung yang telah berjalan seperti ini, telah menangkap pelaku, tapi terus terang memang dalam hal ini belum sesuai dengan angan-angan kami," kata Fatkhur Rohman, Kamis (17/10/2019).


Sebab, saat kejadian pelemparan itu juga terdapat beberapa pemuda yang diduga dengan sengaja melakukan pengadangan. Hal itu dinilai sebagai aksi premanisme yang layak untuk dilakukan penindakan. Pihaknya khawatir apabila aksi premanisme tersebut tetap dibiarkan maka akan berimplikasi negatif terhadap keamanan dan ketertiban di masyarakat.

"Ini seolah-olah seperti ada demo kemudian dicari siapa pelakunya. Padahal ini adalah sebuah gerakan premanisasi dalam bentuk pengadangan. Tidak seperti itu hanya di tangkap 1 orang yang melempar dan akan dicari kembali yang memukul," ujarnya.

Fatkhur Rahman berharap polisi bisa bertindak tegas terhadap para pelaku, sehingga aksi serupa tidak lagi terjadi di wilayah Tulungagung maupun Trenggalek, khususnya di Kecamatan Bandung.

"Premanisme oleh siapapun harus dihentikan dan polisi harus tegas. Tidak setiap kejadian ataupun kasus harus dipidana, tapi efek jera, ini sangat penting demi keamanan masyarakat," imbuh Fatkhur.

Pihaknya mengaku akan terus mengawal kasus tersebut hingga mendapatkan hasil terbaik. Sedangkan terkait dugaan adanya pengaruh kelompok perguruan silat, Fatkhur justru kurang sepakat, sebab dalam ilmu yang diajarkan di masing-masing perguruan silat tidak ada satupun yang mengarahkan pada aksi kekerasan maupun premanisme.

"Jadi tidak bisa semata-mata yang disalahkan perguruan, akan tetapi kalaupun ada anggota perguruan silat itu adalah oknum-oknum saja. Kami yakin tidak ada perguruan yang mengajarkan keburukan, pasti semua mengajarkan untuk menjadi lebih baik," imbuhnya.


Akhir pekan lalu rombongan Banser yang melintas di Desa Talunkulon, Kecamatan Bandung usai mengikuti kegiatan di Prigi menjadi korban pelemparan batu, akibatnya satu orang mengalami luka-luka di bagian kepala.

Menurut polisi aksi itu terjadi karena di sebelum rombongan Banser melintas terdapat arak-arakan sepeda motor dari salah satu perguruan silat, akibatnya terjadi gesekan dengan sejumlah pemuda. Para pemuda yang marah kemudian melakukan pelemparan namun justru salah sasaran dan mengenai rombongan Banser.
Halaman 2 dari 2
(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.