Dua mahasiswa dirawat di rumah sakit setelah pingsan akibat aksi dorong dalam unjuk rasa di depan Kantor Pemkab Jember. Setelah mendapat perawatan, kondisinya mulai membaik. Polres Jember menanggung semua biaya perawatan.
"Kami akan menanggung segala pembiayaan pengobatan mahasiswa yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit," kata Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal, Selasa (15/10/2019).
Alfian juga menyampaikan tak ada korban luka dari insiden tersebut. Bahkan mahasiswa yang pingsan lebih karena suasana terik ketika terjadi aksi.
"Karena suasana panas, terjadi aksi dorong dan berdesakan, akhirnya mungkin kekurangan oksigen," tambahnya.
Sementara itu, Ketua PMII Cabang Jember Ahmad Hamdi mengatakan dua rekannya dirawat di dua rumah sakit berbeda. Latif dirawat di RSU Kaliwates. Sedangkan Rangga dirawat di RSD dr Soebandi.
"Alhamdulillah sudah baik kondisinya. Sudah fresh. Tinggal pemulihan. Dan tidak ada yang terluka," katanya.
Kapolres, lanjut Hamdi, sudah menjenguk Latif dan Rangga di rumah sakit. Bahkan Kapolres meminta dipastikan keduanya benar-benar sehat sebelum diperbolehkan pulang.
Hamdi juga berterima kasih ke kepolisian karena melakukan pertolongan cepat ketika ada rekannya yang pingsan saat terjadi aksi dorong, sehingga rekannya yang pingsan bisa langsung dibawa ke rumah sakit.
"Kami juga berterima kasih ke polisi atas pelayanan pengamanan selama kami melakukan unjuk rasa," katanya.
Aksi dorong itu terjadi, menurut Hamdi, karena mereka kesal tak ditemui Bupati Faida. Apalagi aksi itu bukan yang pertama kali.
"Aksi dorong itu karena kami kesal sudah datang, bahkan sebelumnya juga kami melakukan hal serupa, tapi tidak juga ditemui," katanya.
Namun Hamdi mengaku lega karena Kapolres Jember telah berjanji akan memediasi mereka dengan Bupati. Hamdi berharap bisa segera bisa bertemu Bupati sehingga bisa langsung menyampaikan aspirasi terkait keinginan mereka.
"Pak Kapolres siap menjembatani kami untuk bertemu Bupati. Tinggal menentukan waktunya saja," pungkasnya. (iwd/iwd)