"Di beberapa lokasi masih bisa dijangkau dan dipadamkam secara manual. Tapi kalau lokasi yang medannya sulit, warga dan relawan tak bisa memadamkan," kata Suroso Adi, salah seorang relawan, Minggu (13/10/2019).
Pemadaman manual yang dimaksudkan adalah memukul api dengan dahan dan kayu. Pemadaman dengan air tak mungkinkan karena lokasi jauh dari sumber air.
"Jadi sangat dibutuhkan siraman air dari atas, pakai heli menyiram air dari atas. Kalau nggak begitu sulit," terang Adi yang juga Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Arjuno.
Puluhan petugas gabungan dari Tahura, tentara dan polisi, warga dan relawan sejak 3 hari terus melakukan upaya pemadaman. Namun hingga saat ini kebakaran belum padam.
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan menyebut 90 persen lahan Gunung Ringgit sudah habis terbakar. Lahan yang tersisa harus diselamatkan agar tak merembet ke lahan perkebunan warga.
"Kebakaran di Gunung Ringgit tahun ini yang terbesar sejak 2009," terang Ketua LMDH Desa Jatiarjo, Hidayat.
Kebakaran di Ringgit ini tersebar di Kelurahan Ledug dan Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen. Api masih berkobar di sejumah titik dan terus melebar. Angin cukup kencang membuat api cepat meludeskan semak belukar dan pohon. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini