"Kebakaran di Ringgit ini terparah sejak 2009. 2009 hanya terbakar di pucuknya. Namun tahun ini hingga siang ini sudah 90 persen lahan terbakar," kata Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Hidayat, Minggu (13/10/19).
Menurut Hidayat, kebakaran di Ringgit kali ini berasal dari Pal atau tapal batas antara Ringgit dan Gunung Welirang. "Dari Pal menyebar ke Welirang, ke Arjuno dan ke Ringgit," terang Hidayat.
Menurut Hidayat, medan kebakaran di Ringgit sangat sulit dijangkau karena tebing curam. Hal itu menjadi kendala terbesar pemadaman. Pemadaman, kata dia, seharusnya difokuskan untuk menyelamatkan lahan yang tersisa.
"Lokasi sangat curam sehingga nggak bisa dijangkau. Yang tersisa ini harus diselamatkan," terangnya.
Kebakaran di Ringgit ini menyebabkan pipa saluran air dari gunung ke pemukiman terganggu. Selain itu, banyak satwa mati.
"Banyak satwa yang terbakar, kera dan rusa. Banyak juga yang naik dan turun untuk menyelamatkan diri. (Saluran) air juga tak berjalan lancar," kata Nuroso Adi, Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Arjuno.
Titik kebakaran di Ringgit ini tersebar di Kelurahan Ledug dan Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen. Api masih berkobar di sejumlah titik dan terus melebar. Angin cukup kencang membuat api cepat meludeskan semak belukar dan pohon.
Gunung Ringgit merupakan salah satu gunung yang berada di gugusan Arjuno-Welirang. Di kompleks ini selain Gunung Ringgit juga terdapat Gunung Kembar Satu dan Dua serta Gunung Lincing. Masyarakat sering juga menyebut Bukit Ringgit, Bukit Kembar Satu dan Dua serta Bukit Lincing.
Sejak tiga hari lalu, kebakaran terjadi di beberapa lokasi di kawasan Tahura. Selain di Ringgit, kebakaran juga terjadi di puncak Arjuno tepatnya di Petak Curah Seriti dan di Gunung Welirang. Kebakaran di dua lokasi disebut terakhir dilaporkan sudah padam.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini