Balik dari Kampus Unej, Menristekdikti Diteriaki Protes Mahasiswa

Balik dari Kampus Unej, Menristekdikti Diteriaki Protes Mahasiswa

Yakub Mulyono - detikNews
Kamis, 10 Okt 2019 18:07 WIB
Menristekdikti di Universitas Jember (Foto: Yakub Mulyono)
Jember - Dalam kesempatannya memenuhi undangan dari Universitas Jember (Unej) untuk memberikan sambutan dalam acara soft launching gedung integrated laboratory, Jember, menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir disambut langsung Rektor Unej Moh. Hasan.

Namun saat pulang, Nasir malah dilepas teriakan protes sejumlah aktivis mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unej.

Dalam teriakan protes itu, sejumlah mahasiswa menyampaikan penolakan tindakan represif Menristekdikti dan mengeluarkan dua tuntutan.

"Pertama, mencabut pernyataan Menristekdikti terkait ancaman kepada rektor yang menyuruh dan membiarkan mahasiswa melakukan aksi turun jalan. Kedua, mendesak Menristekdikti menindaklanjuti jatuhnya korban pada aksi turun jalan," ujar Wakil Presiden BEM Unej Muhammad Rizal usai melakukan aksi protesnya di depan menteri, Kamis (10/10/2019).


Ia mengungkapkan, aksi protes yang dilakukannya itu, sebelumnya setelah diketahui ada birokrat kampus yang meminta agar tak ada aksi unjuk rasa dengan alasan menjaga kondusifitas.

"Kami mau melakukan aksi. Kami diredam dengan disediakan audiensi. Tapi audiensinya tidak ada proses dialektika. Tidak ada kesepakatan dan tidak ada output bagi kami," jelasnya.

Menurutnya, aksi penyampaian pendapat di depan menteri terkesan dikondisikan.

"Kami digembosi banyak kali sampai tidak dibolehkan, hanya dikasih waktu 10 menit," kata Presiden Mahasiswa Unej Ahmad Fairuz Abadi ikut menambahkan.

Mahasiswa akhirnya sepakat bertemu dan berdialog dengan Nasir, setelah acara seremonial selesai. Namun kekecewaan mahasiswa yang dirasakan. Karena Nasir menolak menandatangani dukungan terhadap dua tuntutan sebagaimana diinginkan mahasiswa.

Bahkan Nasir merasa tidak pernah merepresi rektor dan persoalan jatuh korban dalam aksi mahasiswa bukan kewenangannya untuk menangani.

"Buat apa (tanda tangan)," katanya singkat.

Bahkan sempat pernyataan itu dijawab Wakil Presiden BEM Unej Rizal. "Kami butuh buat catatan sejarah kami," katanya.

"Buat apa sejarah? (Ada) pernyataan di media. Sudah cukup ya?" kata Nasir, dan kemudian meninggalkan ruangan.

Sebelumnya, mahasiswa dan Nasir sempat terlibat dialog. Mereka meminta klarifikasi pernyataan Nasir di media massa beberapa waktu lalu yang merespons aksi unjuk rasa mahasiswa. Rizal menganggap pernyataan itu mendiskreditkan mahasiswa.


Nasir menegaskan tak pernah memberikan pernyataan di media massa sebagaimana dituduhkan. "Saya ingin mendorong mahasiswa Indonesia bagaimana menghadapi era global. Kalau mahasiswa menuntut RUU yang dilakukan (disahkan) DPR, silakan dibicarakan melalui prosedur hukumnya," katanya.

Nasir mengaku pernah mengumpulkan ribuan mahasiswa di Semarang, Jawa Tengah. "Kita selesaikan urusan ini di perundingan atau dalam diskusi. Bukan di jalan. Jalan itu bukan untuk menyelesaikan masalah," katanya.

Nasir mendorong dilakukannya diskusi. Namun, Nasir mengatakan, tak melarang seseorang menyatakan pendapat. "Itu hak individu. Tapi saya ingin mengajak para mahasiswa berdiskusi dengan kepala dingin, dengan para ahli," tandasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.