Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri memaparkan, kulminasi utama merupakan fenomena matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat itu, matahari akan berada di titik zenit atau tepat di atas kepala.
"Akibatnya bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," ujar Teguh saat dihubungi detikcom, Kamis (10/10/2019).
Baca juga: Ayo Nikmati Hari Tanpa Bayangan! |
Karena posisi matahari tepat di atas kepala, Teguh mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai adanya peningkatan suhu. Teguh menyebut saat siang, akan berpotensi menyebabkan dehidrasi.
"Berkisar 0,5-1 C dari normalnya terutama di siang hari yang berpotensi menyebabkan dehidrasi. Tetap menjaga kondisi dengan asupan air yang cukup bagi tubuh," imbuhnya
Selain itu, Teguh mengatakan fenomena ini kerap terjadi tiap tahun. Ia mengimbau masyarakat agar tidak mengkhawatirkan fenomena ini.
"Tiap tahun di Indonesia, di Jatim secara khusus juga akan mengalaminya. Itu bukan sesuatu hal yang harus dikhawatirkan berlebih kepada masyarakat," paparnya.
Dari data yang diterima, wilayah Jatim yang mengalami hari tanpa bayangan pada Jumat (11/10) yakni Sumenep, Bangkalan dan Tuban. Selanjutnya pada Sabtu (12/10) wilayah Surabaya, Pamekasan, Sampang, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro dan Ngawi.
Kemudian pada Minggu (13/10), fenomena ini terjadi di Situbondo, Kraksaan, Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Mojosari, Mojokerto, Jombang, Ngasem, Kediri, Nganjuk, Caruban, Madiun dan Magetan.
Selanjutnya pada Senin (14/10), fenomena ini terjadi di Bondowoso, Jember, Lumajang, Malang, Kepanjen, Batu, Kanigoro, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo dan Pacitan. Terakhir pada Selasa (15/10), hari tanpa bayangan terjadi di Banyuwangi.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini