Hari Tanpa Bayangan atau Hari Kulminasi Utama adalah saat Matahari tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit sehingga bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Di Jakarta, fenomena ini terjadi pada tanggal 4 Maret 2024 dan 8 Oktober 2024. Berikut cara melihat fenomena Hari Tanpa Bayangan.
Jadwal Hari Tanpa Bayangan 8 Oktober 2024 di Jakarta
Dilansir situs resmi BMKG, kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Hari Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Tanpa Bayangan terjadi karena bidang ekuator Bumi / bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika / bidang revolusi Bumi sehingga posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5o LU s.d. 23,5o LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.
Berikut jadwal Hari Tanpa Bayangan 8 Oktober 2024 di Jakarta.
- Jakarta Pusat: 11.40.10 WIB
- Kepulauan Seribu: 11.41.19 WIB
- Jakarta Utara: 11.39.49 WIB
- Jakarta Selatan: 11.40.17 WIB
- Jakarta Barat: 11.40.32 WIB
- Jakarta Timur: 11.39.40 WIB.
Cara Melihat Hari Tanpa Bayangan
Dikutip dari situs BRIN, berikut cara menyaksikan fenomena Hari Tanpa Bayangan.
- Siapkan benda tegak seperti tongkat atau spidol atau benda lain yang dapat ditegakkan
- Lalu, letakkan benda di permukaan yang rata dan tersorot sinar matahari
- Amati bayangan sesuai dengan waktu yang ditentukan
- Jangan lupa untuk mendokumentasikannya dengan foto atau rekaman video saat proses tidak adanya bayangan Matahari
- Apabila cuaca berawan, fenomena ini dapat disaksikan paling cepat lima menit sebelum atau paling lambat lima menit setelah waktu yang ditentukan. Hal ini dikarenakan di luar rentang waktu lima menit tersebut bayangan akan muncul kembali.
Baca juga: Kenali Macam-macam Gerhana dan Perbedaannya |
Daftar Fenomena Astronomi Oktober 2024
Berikut beberapa fenomena astronomi yang terjadi di bulan Oktober.
1. Gerhana Matahari Cincin (2 Oktober 2024)
Dilansir situs Space, Gerhana Matahari Cincin pada tanggal 2 Oktober 2024 melintasi sebagian Samudra Pasifik, bagian selatan Chili, dan bagian selatan Argentina. Selama Gerhana Matahari Cincin, Bulan bergerak di depan Matahari saat berada sedikit lebih jauh dari Bumi dibandingkan saat Gerhana Matahari Total, sehingga Bulan tidak sepenuhnya menutupi cakram Matahari.
2. Hujan Meteor Draconid (6-10 Oktober 2024)
Hujan meteor terjadi ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Objek tersebut dapat berasal dari sisa komet atau asteroid yang yang juga mengorbit Matahari. Hujan Meteor Draconid aktif antara 6 sampai 10 Oktober 2024 dan akan mencapai puncaknya sekitar 8 Oktober 2024.
3. Bulan Purnama/Hunter Moon (17 Oktober 2024)
Dikutip dari situs Almanac, Bulan Purnama 'Hunter' atau Hunter Moon terjadi di 17 Oktober 2024. Saat Bulan bergerak di atas cakrawala menjelang Matahari terbenam, Bulan mungkin tampak lebih besar dan lebih jingga.
Bulan Purnama Hunter pada bulan Oktober mengorbit lebih dekat ke Bumi daripada bulan purnama lainnya tahun ini, menjadikannya salah satu dari empat Supermoon tahun 2024.
4. Hujan Meteor Orion (21-22 Oktober 2024)
Hujan Meteor Orionid aktif antara 26 September hingga 22 November 2024 dan akan mencapai puncaknya pada 20-21 Oktober 2024 antara tengah malam dan fajar. Kondisi pengamatan untuk Orionid tidak bagus tahun ini karena Bulan akan diterangi 79% pada saat puncaknya.
Orionid dapat dilihat oleh pengamat langit di Belahan Bumi Utara dan Selatan, jika cuaca memungkinkan. Waktu terbaik untuk melihat Hujan Meteor Orionid adalah antara tengah malam dan fajar ketika titik radian hujan meteor tersebut, konstelasi Orion, berada tinggi di langit.
(kny/imk)