Tambah Mesin Baru, Ini Nilai Investasi Pabrik Minuman di Pasuruan

Pasuruan - Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) menginvestasikan US$24 juta untuk membangun lini produksi Affordable Single Serve Packaged (ASSP) di pabrik Pasuruan, Jawa Timur.

Presiden Direktur Amatll Indonesia Kadir Gunduz mengatakan investasi baru di pabrik ini untuk mengembangkan sekaligus memperluas jangkauan pemasaran Amatil Indonesia.

"Dengan teknologi baru, produk yang dihasilkan juga lebih tahan lama. Dan untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia Timur," kata Presiden Direktur Amatil Indonesia Kadir Gunduz dalam rilisnya, Rabu (2/10/2019).

Dia menjelaskan hasil produksi dari pabrik Pasuruan ini akan didistribusikan ke seluruh Jatim, Bali, hingga Indonesia Timur, termasuk Bali dan Kepulauan Timur, Sulawesi, Kalimantan Timur dan Kallmantan Selatan.

"Lini baru ini mendukung Amatil Indonesia memasok plastik ringan berkualitas tinggi dengan lapisan kaca yang akan meningkatkan daya tahan kemasan sebanyak 260 juta botol setiap tahunnya di seluruh Jawa dan Indonesia Timur," jelasnya.

Baca juga: Pepsi Disebut Hengkang dari RI, Kemenperin Belum Dengar Kabar

Lini ASSP Pasuruan ini memiliki kapasitas produksi mencapai 42.000 botol per jam. Sehingga saat ini kapasitas pabrik Pasuruan telah mampu mencapai 130.000 preform setiap jam, serta memiliki kapasitas penyimpanan produksi sebanyak 40,3 juta botol dan 40,3 juta botol dan 7.100 palet preform.

"Potensi industri makanan dan minunan ke depan semakin besar. Hal tersebut yang mendasari perseroan untuk terus meningkatkan produksi," tambahnya.

Saat ini, jelas dia, Jawa Timur memberikan kontribusi sebesar 30 persen darl total produksi Amatil Indonesia secara nasional melalui pabrik Pasuruan yang menaungi tujuh lini produksi.

"Dari total produksi di Indonesia, Jatim berkontribusi 30%," imbuhnya.

Sementara Wahid Wahyudi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jatim mendukung langkah CCAI menambah lini mesin ASSP di pabrik Pasuruan. Potensi Jatim sangat besar dan pilihan tepat memperbesar produksi, tidak hanya untuk pasar Jatim juga nasional.

"Dengan penduduk 40 juta serta posisi Jatim sebagai pusat aktivitas ekonomi di Indonesa Timur. 60 persen kebutuhan pokok provinsi Indonesia Timur dari Jatim dengan pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya. (fat/fat)