"Mereka cerita, katanya di sana ada banyak orang yang mengepung rumah mereka. Di sana, kemudian oleh warga asli mereka diungsikan ke rumah warga supaya aman," tutur Kadinsos Ponorogo Supriyadi kepada detikcom saat ditemui di kantornya, Jalan Gondosuli, Jumat (4/10/2019).
Supriyadi menambahkan, saat diungsikan di rumah warga asli tersebut, mereka menelepon anggota Kodim Wamena agar dijemput dan diantar pulang ke Ponorogo.
"Warga asli Wamena yang sudah berinteraksi dengan warga kami mereka baik-baik saja. Tapi justru yang pendatang ini yang kurang baik," terangnya.
Menurutnya, lima orang yang pulang ke Ponorogo itu sudah 8 tahun tinggal di Wamena. Ada yang menjadi guru, ada pula yang pekerja sebagai pegawai bangunan.
"Kalau lima orang ini, mereka di Wamena rumahnya kontrak," imbuhnya.
Seperti dalam data Dinsos Ponorogo, lima warga tersebut yakni Sujarno, Masrurdi, Yafi Alifudin, Sujak Warsito dan Sukanti.
Sebelumnya, ada 7 orang warga Wamena yang memilih kembali ke Ponorogo. Mereka memilih pulang usai mendapat kabar rumah mereka dibakar orang tak dikenal dalam kerusuhan, Senin (23/9).
"Mereka ke sini bawa dokumen, baju, rumahnya katanya dibakar," lanjutnya.
Saat ini pihak Dinsos juga mengupayakan pendampingan psikologi bagi warganya yang kembali dari Wamena. Dikhawatirkan, warga Wamena asli Ponorogo itu trauma dengan kerusuhan tersebut.
"Iya ada pendampingan, kita panggil psikolog untuk melihat kondisi mereka," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2