Puluhan desa mengalami krisis air bersih karena kekeringan akibat kemarau panjang. Sungai dan sumber mengering sehingga warga harus menggantungkan pasokan air setiap hari. Kekeringan di daerah kaya air ini mulai terjadi sejak Juni.
"Jika sebelumnya kebutuhan air bersih setiap desa bisa terpenuhi dengan satu sampai dua rit setiap hari. Saat ini kami pasok tiga rit per hari," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana, Sabtu (28/9/2019).
Menurut Bakti, untuk distribusi air ke-23 desa tersebut, pihaknya harus bekerja hingga malam hari. Keterbatasan armada membuat distribusi air memakan waktu lama.
"Karena armada terbatas jadi gantian. Sampai malam-malam kita pasok air," ungkapnya.
Selain BPBD, sebanyak 20 perusahaan juga ikut membantu distribusi air bersih. Sejumlah ormas juga menyalurkan air bersih. Beberapa partai politik yang di awal masa kekeringan ikut membantu, saat ini tak terlihat lagi.
Baca juga: Puluhan Warga di Jember Krisis Air Bersih |
"Semua perusahaan dan ormas koordinasi dengan kami untuk distribusi air. Kades-kades juga kami minta proaktif. Misalnya jika di sekitar lokasi masih ada sumber tapi nggak ada pipa atau pipanya rusak, kami minta kades yang menangani," terang Bakti.
23 desa yang alami kekeringan berada di Kecamatan Lumbang, Winongan, Pasrepan, Kejayan, Grati, Lekok dan Gempol.
"Dari sisi kedaruratan, kebutuhan air semua warga terdampak terpenuhi," pungkas Bakti.
Tonton juga video Petani di Minahasa Gagal Panen Akibat Kemarau Panjang:
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini