Informasi yang dihimpun detikcom, hari ini ada empat SMA yang disidak petugas kepolisian. Yakni SMK Islam, SMKN 1, SMAN 4 dan STM Katholik. Sementara kemarin, diantaranya SMAN 2, SMAN 3 Kota Blitar.
Kapolresta Blitar AKBP Adewira Negara Siregar mengatakan yang dilakukan anggotanya mendatangi sekolah untuk menyampaikan imbauan.
"Kami hanya menyampaikan tindakan imbauan kepada para pelajar agar tidak ikut-ikutan unjuk rasa. Karena kan memang, kalau kita lihat kepentingannya apa juga. Dan sekarang waktunya sekolah untuk belajar," kata kapolresta pada detikcom di sela unras di depan gedung DPRD Kota Blitar, Jumat (27/9/2019).
Apakah memang pihak kepolisian mendapat informasi, jika pelajar SMA akan bergabung di unjuk rasa mahasiswa hari ini?
"Kan di beberapa tempat seperti di Surabaya kemarin juga ikut. Jadi kami antisipasi di wilayah gak usah ikut-ikutan demo biar belajar di sekolah saja," jelasnya.
Hari ini Polresta Blitar menyiagakan sebanyak 100 personel. Anggota disebar di sekitar depan gedung DPRD Kota Blitar selama berlangsungnya unjuk rasa.
Keterangan serupa juga disampaikan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Blitar, Trisilo Budi Prasetyo. Apa yang dilakukan pihak kepolisian ini sejalan dengan yang dilakukan dinas pendidikan.
"Polisi tidak ada sidak. Yang kami dan pihak kepolisian lakukan itu berdasarkan Permendikbud No 30 tahun 2017 tentang Kedisiplinan Bahwa pada saat jam pelajaran, siswa tidak boleh keluar sekolah," jawab Trisilo dihubungi detikcom.
Menurut Trisilo, polisi bertugas menjaga keamanan. Pihaknya juga telah memberikan imbauan kepada seluruh kepala sekolah agar tidak mengizinkan siswanya keluar areal sekolah di jam pelajaran. Ini sesuai Permendikbud itu.
"Siswa dilarang keluar dari sekolah pada jam-jam mengajar. Kecuali siswa tersebut izin kepada gurunya. Kami juga mengimbau siswa tidak terpengaruh dengan adanya isu-isu demo yang akan dilakukan di Kota Blitar," pungkasnya. (iwd/iwd)











































