"Penutupan masih berlaku. Kami khawatir karena musim kemarau begini mudah terbakar, dan sering terjadi kebakaran," kata Kepala UPT Tahura R Soerjo, Ahmad Wahyudi saat dikonfirmasi, Senin (23/9/2019).
Penutupan jalur pendakian dilakukan karena pihak Tahura tak mau mengambil risiko keselamatan pendaki. Penutupan diberlakukan hingga kondisi memungkinkan.
"Kami nggak mau mengambil risiko. Penutupan sampai batas waktu yang belum ditentukan, sampai kondisi memungkinkan sekarang kering banget," terang Wahyudi.
Dalam catatan detikcom, selama rentang waktu September 2018-September 2019, Tahura melakukan buka-tutup jalur pendakian karena kebakaran hutan dan kondisi cuaca ekstrem.
Pada 14-29 September 2018, jalur pendakian ditutup karena kebakaran di wilayah Kabupaten Pasuruan dan Malang. Setelah dibuka, penutupan kembali dilakukan pada akhir Desember 2018-awal Januari 2019 akibat cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem berupa hujan lebat, badai dan kabut dinilai sangat membahayakan pendaki. Setelah cuaca kondusif, pendakian dibuka.
Selang beberapa bulan, tepatnya pada Juli 2019, Tahura kembali menutup jalur pendakian. Penutupan diberlakukan 28 Juli-8 Agustus karena rangkaian kebakaran di puncak Arjuno wilayah Kota Batu hingga Gunung Welirang di wilayah perbatasan Prigen-Trawas.
Tahura kembali menutup jalur pendakian pada 29 Agustus-5 September. Penutupan saat itu juga karena kebakaran di Gunung Welirang kawasan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Sempat dibuka, pendakian kembali ditutup pada saat terjadi kebakaran Blok Kedung Wajan, Gunung Welirang wilayah Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, pada 13 September. Kebakaran di Blok Kedung Wajan ini meludeskan lebih dari 100 hektar lahan.
Berselang beberapa hari setelah kebakaran di Blok Kedung Wajan padam, api kembali berkobar di jalur pendakian kawasan Pondokan, Blok Srangkul dan Pal. Kebakaran di kawasan Prigen ini padam pada Kamis (19/9). Kebakaran terkahir ini meludeskan sekitar 100 hektar lahan dan hutan.
"Pemadaman kami lakukan bersama unsur polisi dan TNI serta komunitas pencinta hutan. Pemadaman memang sulit dilakukan karena kondisi kering dan perbukitan. Sekitar 100 hektar terbakar," terang Wahyudi.
Simak juga video "Aksi 1 Juta Masker, Jurnalis Galang Dana untuk Korban Karhutla" :
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini