.webp)
"Perkembangan terakhir, api masih belum bisa dikendalikan, angin yang sangat kencang, lokasi yang berupa tebing dan berbukit sangat menyulitkan petugas gabungan untuk melakukan pemadaman," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) John Kennedie kepada detikcom, Senin (23/9/2019).
John menambahkan, luas area yang terbakar kurang lebih mencapai 20 hektare. Lahan yang terbakar berupa semak-semak, krinyu, serasah dan rumput, genggeng serta tanaman pakis.
"Vegetasi yang terbakar berupa semak-semak, rumput dan tanaman pakis," kata John melalui pesan WhatsApp.
Petugas gabungan yang diterjunkan untuk memadamkan titik api, mengambil air dari Ranu Kumbolo, yang berjarak hanya sekitar 1 kilometer dari titik api. Selain fokus, untuk memadamkan dan mencegah kebakaran semakin meluas, Petugas gabungan juga menghadang pendaki yang nekat menerobos melalui jalur konvensional.
"Tim juga menurunkan semua pendaki yang ada di Ranu Kumbolo melalui jalur konvensional dan mencegah para pendaki dari Ranupani, untuk sementara tidak melanjutkan perjalanan ke Ranu Kumbolo, sampai kebakaran benar-benar bisa dipadamkan," kata John.
Menurutnya, geografis titik kebakaran menyulitkan petugas untuk memadamkan api. Selain itu, kendala juga karena keterbatasan peralatan yang dimiliki.
"Karena keterbatasan peralatan, medan yang terjal dan berbukit, sulit untuk dijangkau. Petugas hanya bisa meminimalisir pada tempat yang bisa dijangkau saja. Termasuk membuat sekat bakar, agar api tidak sampai meluas," lanjut John.
Seperti diberitakan sebelumnya, kebakaran terjadi di jalur pendakian Gunung Semeru sejak beberapa hari ini. Upaya pemadaman masih terus dilakukan. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger (BB TNBTS) selaku pengelola kawasan mengeluarkan imbauan bagi pendaki.
Halaman 2 dari 2
