Kepala BPBD yang juga Sekretaris Kabupaten Lamongan, Yuhronur Efendi mengatakan air yang dikirim ke warga tidak dibebani biaya sepeserpun. "BPBD kami pastikan akan tetap siaga membantu warga yang mengalami krisis air bersih," kata Yuhronur Efendy kepada wartawan saat dikonfirmasi, Senin (23/9/2019).
Dia mengatakan dari data yang sudah diinventarisir BPBD Lamongan ada 79 desa yang tersebar di 16 kecamatan di Lamongan yang masuk kategori rawan kekeringan. 16 Kecamatan di antaranya Kecamatan Lamongan, Tikung, Sugio, Mantup, Kembangbahu, Sukodadi, Sarirejo, Modo, Bluluk, Sukorame, Kedungpring, Sambeng, Glagah, Babat, Brondong dan Karangbinangun.
"Ke 79 desa kategori rawan kekeringan ini tetap menjadi perhatian dari pemerintah daerah," jelas Yuhronur.
Dia mengungkapkan selama ini mereka hanya mengandalkan air yang ada di embung, sementara sejumlah embung yang ada saat ini sudah kering kerontang.
BPBD dan sejumlah lembaga, menurut Yuhronur, sudah mulai melakukan droping air ke beberapa desa sesuai permohonan yang diajukan namun masih belum meluas ke desa - desa yang mengalami krisis air bersih. Yuhronur menambahkan, permintaan suplai air bersih dari sejumlah desa atau kecamatan yang masuk dearah rawan kekeringan juga terus mengalir.
"Tim kami menyiapkan bantuan droping air bersih full time selama 1x24 jam," ungkapnya.
Pihaknya, sudah mengimbau para kades agar tanggap mengajukan permintaan pengiriman air bersih jika sudah dibutuhkan. BPBD juga siaga 24 nonstop dengan 5 unit armada tangki untuk menyuplai air jika ada permintaan dari warga melalui kades dan camat.
"BPBD tetap melakukan survey lapangan, utamanya di titik embung yang ada di wilayah kekeringan itu. Dari perkiraan BPBD, air yang ada di sejumlah embung itu tidak bertahan lama, lantaran selama musim penghujan tidak terisi penuh," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini