Veronica Koman merupakan tersangka kasus dugaan provokasi kerusuhan di Asrama Mahasiswa Papua. Selain itu, Veronica juga disebut menyebarkan hoaks melalui media sosial twitternya yang diduga menyebabkan gejolak di Indonesia, khususnya Papua.
Dalam aksinya, massa membawa beberapa spanduk dan poster. Poster tersebut bertuliskan antara lain 'Veronica Adalah Provokator Pemecah Suku, Bangsa Agama dan Ras, Tangkap dan Adili Veronica Koman', hingga 'Veronica Koman is Provokator, Serahkan Kepada Negara Kami'.
Baca juga: Veronica Koman Resmi Ditetapkan Jadi DPO |
Selain itu, massa juga membawa beberapa foto Veronica hingga membentangkan beberapa bendera merah putih. Koordinator aksi, Choirul Anam mengatakan Veronica Koman adalah provokator yang menyebabkan banyak korban jiwa dan harta benda di Papua.
"Bagi kami, melindungi pelaku kejahatan adalah suatu bentuk ketidakpatuhan atas rasa keadilan dalam menegakkan Hak Asasi Manusia. Negara kami akan terus bersuara akan hal ini," ujar Choirul di depan Konjen Australia di Surabaya, Jumat (20/9/2019).
Choirul mengatakan Veronica kini masih berada di Australia dan berdalih sebagai pegiat HAM. Namun, dia menyebut Veronica merupakan provokasi yang memecah belah bangsa.
"Australia adalah negara pegiat HAM dan tetangga baik kita. Australia juga pasti tidak ingin negaranya terpecah belah. Kami ke sini meminta jangan melindungi Veronica Koman," lanjutnya.
Selain itu, Choirul mengatakan ujaran rasialisme yang terlontar di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan memiliki dampak besar. Karena ujaran ini memicu aksi demonstrasi di Papua dan Papua Barat.
![]() |
Menurutnya, hal ini merupakan permainan licik sekelompok elit yang berlindung atas nama HAM. Tak hanya itu, Choirul juga menyebut sekelompok elit itu membawa misi memecah kedaulatan NKRI.
"Esensi HAM adalah keadilan di segala ruang kehidupan. Namun ironis, tuduhan lemahnya penegakan HAM dijadikan alasan dan landasan untuk menyalahkan suatu negara berdaulat dengan memaksa melepaskan salah satu wilayahnya untuk mendirikan negara baru," jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Choirul menyatakan Veronica Koman telah melakukan suatu pembohongan publik.
"Dengan mengolok-olok negaranya sendiri, dengan provokasi adanya pelanggaran HAM, Veronica seolah telah menjadikan dirinya sebagai Hakim yang memutuskan suatu perkara tanpa melihat keadilan bagi para korban demonstrasi rusuh di bumi cendrawasih yang memiliki hak untuk hidup nyaman dan damai," lanjut Choirul
![]() |
Sedangkan aksi kali ini, Choirul menegaskan sebagai bentuk peringatan kepada Negara-negara lainnya untuk tidak mengintervensi hukum di Negara Indonesia.
"Ini juga bentuk peringatan Negara-negara lainnya untuk tidak mengintervensi hukum di Negara kami. Kami terus mendukung langkah dari Polri, langkah dari Polda Jatim untuk mengusut tuntas kerusuhan di Papua," pungkas Choirul.
Halaman 2 dari 3