Komoditas pertanian yang dimusnahkan berupa 14,5 kg benih tanaman hias, 2,9 kg benih sayuran, 66 kg kayu olahan dan 2,4 kg biji kopi.
Tidak hanya berasal dari benua asia, komoditas pertanian itu juga dari benua eropa. Seperti AS, Cina, Australia, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Jepang, Hongkong, Singapura, India, Thailand, Jerman, Polandia, Lithunia, Rep Ceko, Ukraina.
"Walau kelihatannya tidak seberapa, namun benih merupakan kategori risiko tinggi untuk penyebaran penyakit. Dan apabila penyakitnya sudah terlanjur menyebar, akan membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang besar untuk mengatasinya," kata Kepala BBKP Surabaya Musyaffak Fauzi kepada wartawan di Instalasi Karantina Pertanian di Jalan Tandes, Kamis (19/9/2019).
![]() |
Data dari BBKP Surabaya, periode Maret hingga September 2019, pengiriman komoditas pertanian dilakukan melalui jasa pengiriman Kantor Pos (JMP) dan jalur laut.
Fauzi mengatakan barang-barang tersebut rata-rata dikirim melalui kantor pos. Pengirim berspekulasi itu dilakukan agar lolos dari pengawasan.
"Kalau lewat kantor pos spekulasi siapa tahu bisa lolos. Namun berkat kerjasama dengan pihak kantor pos, kita berhasil mencegahnya," imbuh Fauzi.
Komoditas pertanian yang disita petugas BBKP Surabaya belum sempat beredar dan langsung dimusnahkan dengan cara dibakar. Diperkirakan benih-benih yang dimusnahkan senilai ratusan juta rupiah. (fat/fat)