Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Hendro mengaku telah menerima laporan tertulis hasil penelusuran dugaan kekerasan di SDN Tunggorono 2, Kecamatan Jombang. Penelusuran dilakukan Pengawas Sekolah Korwil Kecamatan Jombang.
Berdasarkan laporan dari pengawas sekolah, lanjut Hendro, pemukulan siswa kelas 2 oleh Kepala SDN Tunggorono 2 Ismunarko tidak pernah terjadi. Menurut dia, saat itu Ismunarko hanya membantu guru keagamaan untuk membetulkan gerakan salat para siswa kelas 2.
"Korwil Kecamatan langsung menurunkan pengawas untuk mengklarifikasi kejadian itu. Pengakuan kepala sekolah, itu waktu praktik salat magrib di musala sekolah. Guru agama meluruskan bacaan salat, kepala sekolah membantu membetulkan cara rukuk dan sujud yang benar," kata Hendro kepada wartawan di kantornya, Jalan Pattimura, Kamis (19/9/2019).
Ia menjelaskan, pengawas sekolah juga telah meminta keterangan dari para siswa kelas 2 SDN Tunggorono 2. Bahkan para wali murid juga diklarifikasi.
"Keterangan para siswa juga sama, tidak ada yang dipukul. Wali murid juga sama tidak ada pemukulan," terang Hendro.
Sementara Kepala SDN Tunggorono 2 Ismunarko menuturkan, orang tua siswa yang mengaku dipukul telah disarankan untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain. Upaya ini untuk mencegah persoalan semakin melebar.
"Tadi pagi yang bersangkutan menyerahkan surat dari SDN Denanyar 2 yang sanggup menampung anak tersebut," tandasnya.
Yongki Harsandi (38) melaporkan Kepala SDN Tunggorono 2, Ismunarko ke Polres Jombang, Senin (16/9). Karena anaknya yang duduk di kelas 2 sekolah tersebut diduga dipukul oleh Ismunarko di bagian kepala. Dia juga menyebut ada 9 siswa lainnya yang menjadi korban.
Laporan Yongki pun baru diterima polisi sebagai pengaduan masyarakat karena dia datang tanpa mengajak anaknya selaku korban. Sehingga polisi tidak bisa meminta keterangan dari korban. Terlebih lagi dugaan pemukulan itu sudah sepekan yang lalu. (fat/fat)