Keluhan pasien yang datang bermacam-macam, antara lain sakit kepala, dada, perut, dan kaki. Bahkan banyak pasien yang datang hanya untuk memeriksakan kesehatannya.
"Saat ini sehari saya hanya mengobati 150 pasien. Kalau sebelumnya bisa lebih. Sekarang diatur," kata Ningsih di rumahnya, Selasa (17/9/2019).
Sebanyak 150 pasien tersebut dibagi dalam beberapa sesi pengobatan. Setiap sesi pasien yang diizinkan masuk ke ruang pengobatan hanya 30 orang.
Di ruang pengobatan, para pasien tidur di kasur dan ditemani keluarga. Mereka dengan sabar menunggu Ningsih mengobati mereka satu per satu.
Saat mengobati pasien, Ningsih memulai dengan membaca doa. Setelah itu, ia berbicara dengan pasien.
Beberapa saat kemudian, pasien berbicara ngelantur seperti bukan dirinya. Ningsih seolah berbicara dengan makhluk gaib yang merasuki pasien. Ningsih sesekali intens berbicara dengan pasien. Namun, kata Ningsih, sebenarnya ia berbicara dengan makhluk halus yang ada di tubuh korban.
Setelah itu, Ningsih melakukan pengobatan dengan cara memijat, mengelus, menekan bagian tubuh pasien, hingga tak jarang pasien berteriak kesakitan. Setelah beberapa saat, pasien tenang, kemudian lemas. Ningsih merebahkannya kembali ke kasur.
"Ini jangan pulang dulu. Butuh beberapa kali pengobatan lagi," kata Ningsih kepada pasien perempuan yang sebelumnya meracau dan berteriak-teriak kesakitan.
Satu pasien diobati, Ningsih kemudian mengobati pasien lainnya. Metode pengobatan secara umum sama.
"Memang mereka datang mengaku sakit macam-macam. Tapi sebenarnya mereka kerasukan, kena santet, guna-guna," kata Ningsih.
Menurut Ningsih, makhluk halus di tubuh pasienlah yang menyebabkan mereka sakit. "Semuanya karena santet dan guna-guna, sehingga mereka sakit," pungkasnya.
Dalam sebulan terakhir, jagat maya dihebohkan oleh video pengobatan alternatif yang dilakukan perempuan bernama Ningsih Tinampi. Ningsih mengobati pasien yang disebut terkena santet, kerasukan, gangguan mahkluk halus, hingga pasien yang terkena guna-guna.
Proses pengobatan dilakukan secara terbuka dan bisa disaksikan pasien lain yang tengah mengantre. Para pasien dan keluarga pasien juga bebas merekam proses pengobatan tersebut. Bahkan, melalui anak buahnya, Ningsih Tinampi merekam hampir semua proses pengobatan dan diunggah di situs berbagi video YouTube. Video-video pengobatan tersebut kemudian viral. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini