Proses pengobatan yang dilakukan Ningsih dengan membaca doa dengan media air putih, buah-buahan, bahkan batu. Proses pengobatan dilakukan secara terbuka dan bisa disaksikan pasien lain yang tengah mengantre.
Para pasien dan keluarganya juga bebas merekam proses pengobatan tersebut. Bahkan, melalui anak buahnya, Ningsih merekam hampir semua proses pengobatan dan diunggah di situs berbagi video YouTube. Video-video pengobatan tersebut kemudian viral.
Ningsih membuka praktik pengobatan setiap hari di rumahnya di Gang Lambau, Dusun Lebaksari, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Ia hanya libur pada hari Senin.
Saat detikcom datang ke rumah Ningsih, ratusan pasien sudah berjubel antre. Mereka datang dari berbagai kota di Jawa maupun luar Jawa, bahkan dari luar negeri.
"Sabtu sama Minggu bisa ribuan yang datang," kata seorang tukang parkir, Danang Susanto, Selasa (17/9/2019).
Ratusan pasien yang antre terbagi menjadi dua, yakni mereka yang menunggu giliran diobati dan pasien yang datang hanya untuk mendaftarkan diri.
Pasien yang menunggu giliran diobati sebelumnya sudah datang untuk mendaftarkan diri. Sementara pasien yang baru mendaftar memilih pulang dan akan kembali lagi pada hari yang ditentukan. Daftar antrean pasien sudah penuh hingga 6 bulan ke depan.
Para pasien yang berasal dari jauh seperti Kalimantan, Lampung, dan Jakarta banyak yang menyewa rumah warga untuk menginap. Warga sekitar rumah Ningsih banyak yang menyewakan rumahnya untuk penginapan.
"Saya sudah tiga hari di sini. Saya sakit di bagian leher. Saya tahu pengobatan ini dari YouTube," kata Sugeng Juliono, pasien asal Balikpapan.
"Saya mengantar istri saya, sakit pusing-pusing. Saya daftarnya sudah satu bulan yang lalu. Jadwalnya hari ini diobati," kata Muhadi (69), warga Surabaya.
Muhadi mengatakan sebelumnya hampir tiap bulan ia mengobatkan istrinya ke dokter. Namun tak ada hasilnya. "Akhirnya saya bawa ke sini. Kita kan hanya usaha. Semoga sembuh," terangnya.
Ainur Rohimin (55), pasien asal Mojokerto, memilih datang ke Ningsih Tinampi karena sudah sering berobat ke dokter namun tak kunjung sembuh. "Saya menderita perut bengkak sama kaki bengkak," terangnya.
Keluhan pasien yang datang bermacam-macam. Mulai sakit kepala, dada, perut, kaki, dan banyak lagi. Bahkan banyak pasien yang datang hanya untuk memeriksakan kesehatannya. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini