Kepala Puskesmas Nglegok, dr Yudia Supradini menyatakan, kondisi 10 santriwati itu sudah membaik. Namun mereka masih harus mengkonsumsi obat agar staminanya semakin stabil.
"Iya, siang ini yang kami izinkan pulang 10. Tapi masih berobat jalan. Sementara yang 13 masih dirawat di sini karena kondisinya masih lemah dan masih mengalami diare, walaupun agak berkurang," kata Yudia saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (15/9/2019).
Mereka yang diizinkan pulang dari puskesmas, ada yang memilih pulang ke rumahnya karena dekat. Seperti santriwati yang berasal dari Blitar, Malang dan Tulungagung. Sedangkan yang rumahnya jauh, kembali menetap di pesantren.
Sedangkan 13 santriwati yang masih dirawat, masih dipasang infus. Kondisi tubuh mereka lemah karena mengalami diare berat. Namun hari ini, diare yang mereka alami agak berkurang.
"Informasi awal kalau yang satu santriwati kami rujuk ke RSUD Mardi Waluyo, itu karena yang bersangkutan tidak bersedia. Jadi dia dirawat di sini bersama 22 temannya yang lain kemarin. Sekarang dia termasuk yang 13 masih dirawat disini," jelasnya.
Pihak Polsek Nglegok belum meminta keterangan dari pengasuh Ponpes Al Mawadah Nglegok, lokasi terjadinya keracunan massal tersebut.
Kapolsek Nglegok, AKP Lahuri menyatakan, saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan puskesmas dan dinas kesehatan sambil menunggu hasil laboratorium sampel bakso.
"Nanti kalau hasil laboratorium sampel bakso sudah keluar, baru kami tindaklanjuti. Besok rencananya, dinkes akan mengambil sampel air di pondok pesantren," pungkas kapolsek.
Sebanyak 94 santriwati Ponpes Al Mawadah 2 Nglegok, Blitar keracunan. Mereka muntah, mual dan diare usai menyantap bakso masakan mereka sendiri, Jumat (13/9/2019) malam (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini