Peragaan yang berlangsung di Lapangan PETA, Kodim 0801, Jumat (13/9/2019) menggambarkan peran aktif linmas bersama unsur lain menanggulangi beragam bencana. Mulai kebakaran, banjir, hingga tanah longsor. Segenap kekuatan dikerahkan. Lapangan berumput kering itu mendadak berubah menjadi panggung drama menakjubkan.
Peragaan diawali kemunculan warga yang membersihkan lahan dengan cara dibakar. Tak berselang lama api berkobar hingga tak terkendali. Beruntung, kejadian tersebut terpantau aparat linmas yang sedang bersiaga bersama warga di poskamling. Dengan peralatan seadanya, api berhasil dijinakkan.
Di penjuru berbeda, sebuah bangunan rumah tampak berdiri rapuh. Bangunan sederhana itu digambarkan milik warga yang desa. Bersamaan narasi dari pengeras suara, bunyi petir terdengar membahana. Bunyi itu disusul semburan air dari mobil pemadam kebakaran yang menggambarkan hujan deras. Rumah itu pun ambruk terbawa tanah yang bergeser.
"Hujan deras sepanjang hari membuat lapisan tanah rapuh. Rumah itu pun roboh terbawa permukaan tanah yang bergeser," begitu suara narator terdengar mengawali adegan dramatis dengan latar belakang suara jeritan dan tangis bayi.
Dari balik bangunan ambruk, sepasang suami istri tampak berjalan sempoyongan. Sang istri menggendong bayi. Sempat tertegun beberapa saat, ketiganya lalu didatangi warga sekitar. Tampak pula pria berseragam linmas, TNI, dan Polri ikut membantu evakuasi.
Adegan itu menyita perhatian undangan. Tepuk tangan pun bergemuruh saat para pemeran meninggalkan lapangan. Tapi ternyata fragmen kolosal itu masih berlanjut. Tanpa diduga, kobaran api membakar rumah ambruk yang ditinggal pemiliknya. Petugas yang sudah meninggalkan lokasi, kembali datang. Mereka berjibaku menaklukkan si jago merah.
Besarnya api meninggalkan kepulan jelaga kehitaman. Petugas linmas bersama jajaran di tingkat desa kelabakan menghalau api. Mereka pun lantas minta bantuan personel tingkat kabupaten. Mobil pemadam dan ambulans akhirnya diturunkan. Api berhasil dipadamkan. Sedangkan korban dievakuasi dengan ambulans.
Adegan terakhir mengilustrasikan evakuasi korban banjir yang terjadi menyusul hujan deras berhari-hari. Puluhan warga yang sebelumnya berada di titik kumpul diangkut dengan truk. Mereka lantas dibawa menuju area pengungsian. Di lokasi itu 2 unit tenda sudah berdiri. Lengkap dengan dapur umum, MCK, dan layanan kesehatan.
"Salah satu alasan mengapa simulasi kita gelar di Pacitan adalah karena daerah ini rawan bencana," kata Budi Santoso, Kasat Pol PP Provinsi Jawa Timur di depan para peserta.
Karenanya, lanjut Budi, peran linmas memegang peranan penting terutama di wilayah pedesaan. Penguasaan kewilayahan serta kedekatan hubungan dengan masyarakat membuat unsur yang dulu bernama Hansip ini harus berada di garda depan saat bencana terjadi. Tentu saja sembari menunggu penanganan dari instansi lebih atas.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Pacitan Indartato menyampaikan terimakasih kepada Pemprov Jatim. Dirinya mengapresiasi digelarnya simulasi di wilayah yang dipimpinnya. Hal ini sangat bermanfaat dalam membangun kesiapsiagaan menuju masyarakat yang tangguh.
"Kita semua ingat tahun 2017 Pacitan pernah dilanda bencana besar. Kejadian itu harus mengingatkan kita semua untuk terus membangun kesiapsiagaan dalam rangka mitigasi bencana. Oleh karena itu, program yang dilaksanakan Satpol PP Provinsi ini menurut saya sangat bagus," kata Pak In saat membuka secara resmi geladi.
Simak juga video 10 Wilayah di Indonesia Masih Alami Kekeringan, NTT Terlama:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini