"Jadi tadi saya sudah tanya ke PDAM bahwa itu dilakukan karena pilihannya, (jika) PDAM nggak motong, itu Telkom seluruh Surabaya akan blackout," kata Risma di kediaman, Jalan Sedap Malam, Selasa (10/9/2019).
Meski begitu, lanjut Risma, ia sudah meminta PDAM mengatasi hal itu secepatnya. Untuk saat ini, air untuk kawasan Surabaya selatan dan pusat sudah mengalir normal.
"Ini tadi sudah jalan, saya dapat laporan, yang selatan sudah jalan, yang pusat sudah jalan," imbuh wali kota perempuan pertama Surabaya itu.
"Tinggal yang utara. Nah, ini Pak Mujiaman Direktur PDAM sudah saya minta untuk ngatasi yang utara," Risma menambahkan.
Risma mengakui tidak mengalirnya air merupakan dampak dari proyek pembangunan basemen Alun-alun Suroboyo. Padahal, sesuai dengan rencana, pemotongan dan pemindahan pipa hanya membutuhkan waktu dua hari.
"Kalau biasanya, case-nya alun-alun itu dua hari. Karena kita sudah punya perencanaan. Nah, ini nggak, itu masalahnya. Jadi itu masalahnya dan bilang, 'Bu, ini kita terpaksa ngambil ini'. PDAM menyampaikan itu. Karena kalau nggak kita lakukan, Telkom bisa blackout se-Surabaya," terangnya.
Ditanya apakah pelanggan yang terdampak akan mendapat ganti rugi, Risma menegaskan tidak ada ganti rugi. Sebab, hal itu terjadi di luar kemauan pemkot.
"Ya ndak-lah kompensasi. Ini bukan mau kita kok," pungkasnya.
Pengerjaan basemen Alun-alun Suroboyo berdampak pada 60 ribu pelanggan PDAM Surya Sembada. Saat PDAM memasang pipa di area proyek tersebut, terjadi gangguan aliran air minimal dua hari mulai Sabtu (7/9). Namun hingga Selasa (10/9/2019) aliran air tak kunjung normal kembali. (sun/bdh)