Pengguna jalan dengan roda empat yang hendak menuju Sekar atau sebaliknya harus memutar lebih jauh, sekitar 5-10 km, melalui jalan poros Sekar-Ngambon atau Bubulan-Sekar. Sedangkan kendaraan roda dua bisa menggunakan jalan alternatif lewat jalan desa.
"Kalau kendaraan roda empat sementara harus memutar lewat Ngambon atau Bubulan jika ingin ke Sekar," kata Camat Gondang Triguno kepada detikcom, Senin (9/9/2019).
Jembatan yang ambruk biasa disebut Jembatan Selamat. Jembatan tersebut berada di Dusun Sukun, Desa Sambongrejo, Kecamatan Gondang, Bojonegoro.
Penghubung jalan itu dibangun pada 2007 dengan panjang sekitar 9 meter dan lebar 4 meter. Menurut Triguno, berdasarkan pengakuan warga, sebelum jembatan itu ambruk, ada truk yang melintas. Lalu salah satu beton penyangga ambrol.
"Kalau menurut cerita dari warga yang tahu, sebelum ambruk jembatan itu, ada truk yang melintas, terus beberapa saat langsung ambruk. Selain itu, saat ini di sekitar jembatan ada pengerjaan rehab sayap jembatan," imbuh Triguno.
Petugas dari Polsek Gondang yang mengetahui kejadian tersebut langsung ke lokasi. Tiga orang pekerja rehab sayap Jembatan Selamat dimintai keterangan di lokasi kejadian oleh petugas.
Dari hasil keterangan mereka, ada pekerja yang menurunkan ekskavator untuk membuat jalan guna pengerukan tanah di sisi kiri atau timur jembatan. Saat sedang mengerjakan pengerukan tanah guna membuat dasar fondasi tambahan, tiba-tiba terdengar suara dari arah jembatan. Sisi jembatan sebelah utara putus dengan posisi fondasi jembatan yang sudah menggantung hingga rawan ambruk.
Kini di sekitar lokasi telah dipasang tanda jembatan tidak bisa dilalui, sehingga warga harus melalui jalur alternatif atau jalan lainnya. (sun/bdh)