Kondisi memprihatinkan pelajar tersebut itu kemudian viral di media sosial Twitter lewat cuitan akun @dearvioninot. Pelajar yang dimaksud yakni siswa berinisial A yang duduk di kelas 10 jurusan teknik komputer jaringan (TKJ).
Cuitan itu dimulai pada Rabu (4/9). Pemilik akun @dearvioninot seorang guru di SMK tersebut. Ia mengaku terkejut mendengar informasi bahwa salah satu anak didiknya tidak pulang ke rumah.
"Sebenernya mau Twitter do your magic tapi followersku dikit. Dan mataku juga capek baca majic-majic mejikom ginian mulu....Tapi ini beneran real kualami hari ini sebagai guru SMK di Malang," cuit @dearvioninot seperti dibaca detikcom, Jumat (6/9/2019).
Kicauan itu kemudian disukai 15 ribu warga net dan 18 ribu kali di-retweet. Guru yang tengah galau itu lalau menceritakan kisah prihatin A dalam cuitan berikutnya.
"Jadi hari ini kaget pas tau cerita salah satu siswa SMK yg aku ajar. Ternyata ada yg ga punya tempat tinggal. Semalem baru baca di grup whatsapp kalo murid ini cari tumpangan tidur dan ditolongin sama temennya sekelas sejak beberapa minggu yang lalu," ujarnya.
Sosok di balik akun @dearvioninot yakni Alvionita Sari. Ia mengajar di kelas siswa A. Ia memberanikan untuk menanyakan lebih jauh soal masalah yang dihadapi siswa tersebut.
"Aku mulai interogasi perlahan dan dia mulai cerita. Doi cerita kalo memang udah ditinggal ortunya ke Lamongan (a.k.a minggat) sejak bulan Juli 2019," terang Alvionita
"Ortunya udah gak balik Malang karena terlilit hutang piutang, kebetulan ayahnya usaha distributor dan bangkrut. Ibunya ikut minggat. Sementara anaknya cuman satu ya si A ini, ditinggal di rumah kontrakan daerah Blimbing. Taunya, Agustus 2019 rumah kontrakan udah jatuh tempo," sambungnya.
A kemudian mengungsi ke rumah temannya. Namun di sana A kembali menemui masalah. Tempat ia bersandar sementara tak bisa menampung lebih lama.
"Akhirnya dia cerita, sekarang lagi cari tumpangan untuk hidup. Ortunya dah susah untuk dihubungi. Untuk makan, sering dikirimi temen-temennya nasi bungkus. Jujur sebagai guru rada kecolongan, ga ngerti muridnya alami gini," lanjut Alvionita.
Saat detikcom bertandang ke SMK Widyagama di Jalan Borobudur Kota Malang, pihak sekolah membenarkan adanya cerita itu. Seperti keterangan dari Kepala Sekolah Wawan Suliyadi.
"Iya benar, apa yang disampaikan oleh Bu Alvinita itu. Dia memang penanggung jawab kompetensi, menceritakan di media sosial, dengan tujuan untuk belajar," ujar Wawan saat ditemui detikcom di kantornya.
Lantas bagaimana nasib A selanjutnya? Apakah dia akan segera mendapatkan tempat untuk berteduh? (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini