Perjalanan menuju Perkampungan Darungan dimulai pada Rabu (4/9) sekitar pukul 13.00 WIB. Bersama 3 rekan yang menyertai detikcom, perjalanan dimulai dari Wana Wisata Rowo Bayu.
Dilanjutkan menuju jalur kendaraan roda empat. Di tengah perkebunan karet, perjalanan harus melalui jalan setapak dengan menggunakan dua motor matic. Perjalanan dilanjutkan melalui jalan kecil dengan kemiringan hampir 45 derajat. Kontur tanah bebatuan cukup sulit dilalui oleh kendaraan jenis matic. Lebih pas dengan menggunakan motor trail.
![]() |
Masuk ke area perkebunan, mereka disambut oleh penjaga kebun, Sikap (65) yang sudah 30 tahun lebih mengabdi di perkebunan tersebut. Dua pencari rumput dan kayu juga sedang asyik ngobrol dengan penjaga tersebut.
"Di sana ada perkampungan tapi sudah di tinggalkan oleh warganya. Ada yang sudah pensiun, ada juga yang sudah punya rumah sendiri kemudian pindah," ujar Sikap membuka perbincangan dengan detikcom.
"Pindah bukan karena mistis atau cerita horor. Tapi mereka tetap bekerja di kebun itu. Kembalinya tidak di Darungan lagi. Tapi di rumah masing-masing," tambahnya.
Salah satu pencari rumput kemudian menawarkan jasa mengantarkan rombongan ke Darungan. Jalan yang lebih ekstrem dengan mudah dilalui oleh kendaraan roda dua modifikasi itu. Kendaraan bebek tapi dengan mesin yang lebih besar. Meski begitu, terjalnya jalan cukup membuat kerasnya goyangan kamera yang dipegang untuk merekam momen perjalanan tersebut. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di Kampung 'Hilang' itu.
Setelah berhenti, pandangan mereka langsung tertuju pada beberapa bangunan tak terurus. Maklum saja, bangunan tersebut sangat dekat dengan jalan setapak yang dilalui warga. Namun harus awas saat melintas ke sana. Bisa jadi tidak nampak bagi warga atau masyarakat yang melintas, karena rimbunnya ilalang setinggi hampir orang dewasa.
"Kadang jika tidak awas bisa kebablasan. Karena sudah sore tidak terlihat," ujar Sumai, pencari rumput.
Rombongan mencoba masuk ke dalam rumah-rumah tersebut. Namun 2 rekan mencoba melarang, karena mereka melakukan ritual dengan menaburkan bunga dan menyalakan dupa.
Aroma bunga dan dupa menyeruak di perkampungan kosong itu. Rombongan pertama kali masuk ke teras yang menyerupai tempat kosong. Mirip dengan Sanggar. Hanya ditopang oleh kayu tua dan sebagian tembok di sisi sebelah Barat. Pada tembok itu terdapat gambar dan coretan tulisan yang menyerupai cerita pada 'KKN Desa Penari'. Seperti coretan Dua sejoli sedang berhubungan intim, kepala ular dan orang tua berkumis dengan menggunakan ikat kepala atau udeng. Banyak tulisan yang diduga berbahasa Madura. Selain itu juga ada tulisan dalam bahasa Using.
Saat meninggalkan lokasi yang mirip dengan Sanggar, rombongan merasakan hal yang aneh. Setiap langkah menuju ruangan lain terasa ada yang mengikuti. Namun hal itu tertepis dengan niatan mencari gambar terbaik dan pembuktian apakah ini lokasi 'KKN Desa Penari' itu.
![]() |
Di dalam rumah lain, rombongan melihat tiga gambar perempuan. Dua perempuan telanjang dan satu perempuan menggunakan kerudung. Di atas gambar itu tertulis Karti, Rupane Koyok Gondoruwo. Ada juga tulisan 'Cewek' di atas gambar wanita telanjang.
Rombongan mencoba ke bangunan lain yang masih di areal perkampungan Darungan. Mereka menemukan kalender tahun 2009 lalu, yang memampang wajah caleg dari Partai Golkar, nomer urut 6 Syaiful Bahri Ansori. Kala itu Golkar memiliki nomer urut 23.
Rombongan juga menemukan bungkusan mie instan dan kopi instan yang tergeletak di sudut ruangan rumah di samping rumah yang tertempel kalender caleg. Bungkusan itu tertera tahun expired 2010. Namun sayang, tidak ada stiker nama sebuah perguruan tinggi di sana. Hanya stiker partai dan sensus penduduk yang tertera di dinding dan kaca rumah kosong tersebut.
Waktu semakin sore, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju perkampungan Bujuk, masih di Perkebunan Bayu Lor. Jalan terjal naik turun kembali dilalui. Usai melintas di jalan setapak, rombongan kemudian bertemu dengan jalan yang bisa dilalui kendaraan roda empat.
Hamparan tanah lapang terpampang di sela-sela pohon cengkeh. Hanya satu bangunan seperti kamar mandi yang tersisa. Perkampungan Bujuk sudah tidak nampak lagi. Hanya beberapa pondasi yang muncul dari ilalang yang ada.
Investigasi berlanjut menuju lokasi lain. Dua rekan membujuk untuk ke lokasi lain, yakni makam Raji Wilabrata dan Patih Gringsing, yang terletak di dekat perkampungan Bujuk, di atas bukti sebelah Barat. Kendaraan matic milik dua rekan melaju terlebih dahulu. Ini lantaran salah satu rekan bersama dengan detikcom buang hajat. Saat disusul, pas belokan, kendaraan dua rekan tak nampak. Padahal jalan lurus menuju makam Raja Kedawung itu tak terhalang apapun. Dua rekan hilang.
"Kok hilang. Padahal hanya sebentar. Jalan lurus tapi kok tidak ada orang," ujar Yusuf, rekan detikcom.
Khawatir terjadi apa-apa, detikcom dan salah satu rekan beristirahat sambil menunggu rekan yang lain kembali. Terlebih, dua rekan yang ditunggu merupakan penunjuk arah menuju lokasi perkampungan Darungan itu.
Selang setengah jam, Dua rekan terlihat datang dan menghampiri. Sambil ngomel, keduanya mengatakan sempat melambaikan tangan yang sedang menunggu. Padahal yang menunggu tidak melihat dua rekan yang bergegas menuju makam. Karena merasa ada yang ganjil, rombongan pun berniat kembali ke Rowo Bayu. Peliputan makam pun dibatalkan.
Keanehan tak hanya itu saja, saat pulang menuruni jalur menuju Rowo Bayu, atau bertepatan di dekat perkampungan Darungan, rombongan mendengar suara teriakan di bawah tebing. Memang terlihat ada orang berbaju merah yang diduga adalah pencari rumput. Setelah teriakan itu berhenti, motor yang dikendarai rombongan tiba-tiba saja mati dan tersangkut batu besar.
![]() |
Waktu saat itu sudah menunjukkan sekitar pukul 17.00 WIB. Rombongan pun bergegas turun karena kejadian aneh itu.
Atas kejadian tersebut , mereka kemudian nyekar ke Petilasan Prabu Tawang Alun di areal Wana Wisata Rowo Bayu. Rombongan percaya, ketika ada hal-hal yang mistis ditemui saat di wilayah tersebut harus memanjatkan doa di daerah yang dinilai sakral itu.
Halaman 2 dari 5
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini